Hari
senin. hari Senin kegiatan perkuliahan
dimulai. Hari efektif tidak hanya untuk mahasiswa, tapi juga untuk pegawai
instansi dan juga anak sekolah.
Biasanya
banyak orang yang membenci hari senin. Karena apa? Karena hari Senin adalah
hari dimana rutinitas akan dimulai. Bagiku, hari Senin adalah hari yang
memusingkan kepala. Hari untuk mengerjakan tugas dubbing untuk mata kuliah
teori sosiologi kritis dan postmodern. Tugasnya adalah membaca bab 2 teori
Kritis Jurgen Habermas karangan Thomas Mc Carthy. Lalu diskusi kelompok,
diskusinya direkam lalu ditranskrip. Buku terjemahan itu sukses membuatku
pusing dan agak migrain selama sekitar 6 hari ini. Sejak hari Jum’at kemarin
dibagikan, mulai kubaca tiap lembarnya. Hingga sekarang pun belum khatam kumemahami
isinya.
Huft
hari ini aku gandrung dengan Jurgen
Habermas. Nama habermas sukses mengalihkan duniaku. Kenapa iya? Karena bapak
atau kakek umur 85 tahun itu membuat aku tergila-gila untuk mengetahui
pemikirannya dalam teori kritis. Well, mungkin nama Habermas dalam seminggu ini
akan menjadi nama yang paling sering kusebut selain nama Allah dan nabi
Muhammad yang kupanjatkan dalam doa dan sholawat. Nama Jurgen Habermas akan
selalu kusebut hingga aku bisa mengetahui apa sebenarnya kontribusi dia bagi
ilmu kritis. Serius, aku akan menyebut nama itu hingga aku tahu apa yang dia
cetuskan.
Dimanapun,
di kos kubaca fotokopian yang memuat tulisannya. Di lab sosant akupun
menyempatkan membuka kertas itu. Di BEM apalagi di shelter. Hampir semua tempat
telah menjadi tempat aku mencintai Habermas. Semua orang tahu kok, aku sangat
kesemsem dengan dia.
Kamu
tahu apa yang dilakukan oleh orang kesemsem? Dia akan melakukan apapun untuk
mencuri perhatian dari orang yang telah membuatnya kesemsem. Termasuk mencoba
mengkepoin pemikirannya lewat tulisan-tulisannya. Yah, walaupun itu susah aku
akan terus berusaha hingga bisa. Selain baca juga nanya sama teman yang
menurutku lebih paham.
Tidak
hanya aku kok yang merasakan susahnya memahami pemikiran Habermas. Tapi banyak
juga teman-teman yang punya gejala dan efek samping gara-gara terlalu kepo
dengan Habermas. Si nuris sampai migrain, koyim sampai mausuk angin. Lucu ya..
mahasiswa kalau kesemsem sama tokoh, sampai ada efek sampingnya.
Ngendikane
pak Nurhadi, jika kamu pusing berarti kamu menagalaim proses berpikir. Maka
bersyukurlah masih pusing. Berati itu artinya otakmu masih berkerja.
Pak
Habermas, ijinkan aku untuk mencurahkan perasaanku. Aku sangat mengapresiasi
pemikiran panjenengan. Walau sangat susah. Terima kasih sudah membuat saya
migrain. J
Tidak ada komentar:
Posting Komentar