Kalau boleh dibilang, semester tiga
ini lebih susah dibandingkan 2 semester yang lalu. Jika kemarin hidup serasa
flat-flat aja. Datar jarang ada fluktuasi, berbanding terbalik dengan
semester 3 ini. Aktivitas organisasi
meningkat, banyak skala prioritas yang harus dikorbankan, banyak resiko yang
diambil, termasuk ijin enggak masuk kuliah. Kadang juga bolos, demi sesuatu
ilmu yang kadang menurutku lebih penting dari kuliah.
Semester 3, merupakan titik balik
sebenarnya. jika semester 1 masih malu-malu, semester 2 baru masuk organisasi
kampus, dan semester 3 menjadi pengurus dan anggota. Bayangkan, dulu yang masih
ingusan. Sekarang sudah diberi tanggung jawab dan wewenang untuk mengurus. Dan
aku ikut BEM, Komadiksi Smart dan LSP. Untuk organisasi eksternal aku ikut HMI.
Belum lagi nanti aku ingin ikut PMII. Banyak harapan sebenarnya, bisa ikut yang
lain. Tapi sudahlah, aku akan belajar juga untuk sabar mengendalikan diri.
gambar bersumber darisini
Semester 3 ini aku ingin juga
mengasah skill penelitian. Tidak hanya di organisasi dengan segala keriwehannya
tentang administrasi. Aku juga ingin mengembangkan pikiran dengan penelitian
dan diskusi. Aku ikut penelitian dosenku. Pak Nurhadi. Kemarin aku diajak untuk
menemani mahasiswa austria yang sedang KKL / field work di daerah Mojosongo.
Darisana aku bisa mengembangkan jaringan. Bahkan, aku masih sering chat dengan
salah seorang mahasiswa disana. Dengan partner kerjaku pas penelitian lapangan
di Mojosongo.
Semua menguras emosi. Kuliah yang
meningkat intensitasnya. Apalagi kuliah pak nurhadi yang menerapkan metode yang
harus baca buku, didiskusikan, direkam, lalu ditranskrip dan dipresentasikan,
itu sangat melelahkan dan menjemukan. Kami benar-benar dicekoki untuk mencari
ilmu sendiri, tidak hanya mendengarkan dosen ceramah. Mencari sendiri ilmu itu
di dalam buku terjemahan asli dari pengarangnya.
Cuma satu dosen sih yang seperti
itu, tapi itu sudah sangat melelahkan. Tapi aku harus kuat dan sabar. Jika aku
kuat menghadapi tantangan ini, maka semuanya akan menjadi lebih baik lagi.
Allah tidak akan memberikan cobaan di luar batas kemampuan hambaNya.
Maka, akhirnya, ditulisanku ini,
aku hanya ingin menyemangati kita semua. Semangat. Lelah nii kamu yang
memilihnya. Saaat kamu lelah, cobalah untuk
sedikit tersenyum. Nah gitu. Gimana rasanya. Lebih baik kan? Ada masalah
disenyumi aja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar