Kalau aku memilih untuk
menggunakan drugstore product. Belum pernah mencoba perawatan dokter seperti
N***sha, La***a, N***green ataupun yang lainnya. Kalau ke tempat perawatannya
sering, nganterin teman buat beli produk. Kalau nemenin facial belum pernah,
katanya sih lebih lama.
Pengalaman mengantar
teman beli krim memberikan gambaran suasana ketika mau perawatan ke skincare
center. Temenku Cuma beli krim ya Allah, itu antrinya lumayan. Belum lagi kalau
mau facial atau konsultasi dokter, bisa jadi antrinya lebih lama. Ini baru Solo
ya men, belum kota besar lainnya.
Jadi kalau mau pakai
skincare center product harus punya agenda waktu khusus untuk perawatan, mulai
dari antrinya hingga selesai acara bersyantik-syantik ria. Punya waktu enggak?
Atau menyempatkan waktu tidak?
Dari segi harga juga
harus kita pertimbangkan, karena tiap skincare center punya tarifnya
masing-masing. Begitupun dengan skincare drugstore product, juga ada tarif yang
bervariasi.
Jika dari hal cocok
atau tidaknya nanti ada panduan dan konsultasi dengan dokter ahli kecantikan,
diberi resep apa yang kamu inginkan. Yang utama sih, krim siang, krim malam,
toner dan facial wash. Gak beli lengkap gak papa, gak ada yang marahin kok.
Kalau produk yang bisa beli ditoko, gak bisa dicobain kak. Jadi ya beli, resiko
cocok atau tidak, terpakai hingga habis atau tidak, itu sudah jadi konsekuensi
karena beli. Gak ada jaminan dari siapapun kamu bakalan cocok sama produk A.
Bagaimana cara
repurchase product, atau beli lagi kalau sudah habis. Ini juga penting. Kalau
sudah cocok, eh ternyata beli lagi gak available, kan bikin anyel. Semua pilihan mengandung konsekuensi, jadi dipikirkan matang-matang yaa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar