Beberapa hari
ini sering sekali hujan. Hujan terkadang lebat, kadang turun berinai-rinai.
Hari ini hujan turun dengan intensitas sedang. Bel pulang sekolah sudah
berbunyi. Dian masih masih tertahan di beranda kelas. teman-teman banyak yang
sudah pulang. Mereka membawa payung untuk melindungi diri supaya tidak basah.
Dian ingin
pulang, perutnya sudah keroncongan. Tapi hari ini dia lupa tidak membawa
payung. Tadi pagi ia bergegas berangkat karena hampir telat. Sekarang dia
menyesal karena tidak membawa payung. Dia takut dimarahi mama jika nekad
hujan-hujanan.
Lisa datang
menghampiri Dian.
“Dian, pulang
bareng yuk. Payungku besar ini, bisa menaungi kita berdua. Oh iya. Maafin tadi
pagi ya. Aku tidak sengaja”, sapa Lisa ramah.
Mendengar suara
Lisa, Dian yang sebelumnya sudah gelisah malah tambah sebal. Apalagi jika ingat
tadi pagi, di halaman yang becek, Lisa mencipratkan lumpur ke sepatu Dian.
“Gak usah. Aku
bisa pulang sendiri”, jawab Dian ketus.
Dian berlalu
meninggalkan Lisa, menerjang rinai hujan dengan mendekap tas yang harus
dilindungi dari air hujan.
“Dian, jangan
hujan-hujanan. Nanti sakit”, teriak Lisa dengan khawatir.
Teriakan Lisa
diabaikan begitu saja oleh Dian. Dinginnya air hujan tidak lagi ia hiraukan. Sampai
rumah, Dian basah kuyup dan kedinginan. Mama segera menyuruh Dian mandi dan
ganti baju yang hangat.
Malamnya, Dian
demam dan pilek. Rupanya hujan-hujanan membuat badan Dian menjadi sakit.
Esoknya Dian ijin tidak masuk sekolah.
Dian terbaring
lemas di kamar. Dia sebal sekali karena sakit tidak bisa bertemu dengan
teman-temannya di kelas. padahal, saat istirahat ia sering bermain dengan
teman-teman. Ia merasa kesepian.
Di kelas, Lisa
yang tahu kabar Dian sakit segera berinisiatif mengajak teman-teman untuk
menjenguk.
“teman-teman yuk
menjenguk Dian. Kasihan dia pasti kesepian, apalagi rumahnya juga lumayan
dekat”
Beberapa anak
ikut menjenguk ke rumah Dian.
Di rumah, Dian
merasa bosan. Ia merenungkan andai ia
menerima tawaran Lisa untuk pulang bareng memakai payung kemarin, pasti
hari ini dia bisa masuk sekolah dan tidak sakit. Sakit itu tidak enak. Makan
rasanya pahit, mau main tidak bertenaga dan harus beristirahat di rumah. Ia
merenungkan, hanya karena rasa sebal atas kesalahan kecil Lisa, ia jadi marah
dan akhirnya sakit karena hujan-hujanan.
Bel pintu
berbunyi ting tong. Mama segera membukakan pintu.
Lisa dan
kawan-kawan menyapa mama Dian. “Assalamu’alaikum, Bu. Kami mau menjenguk Dian”.
Mama Dian menyambut baik kehadiran tamu-tamu kecilnya. Mama Dian langsung
mengarahkan mereka ke kamar Dian.
“Wa’alaikum
salam, nak. Oh iya silakan masuk. Dian sedang istirahat di kamar. Langsung
kesana saja ya”
Sayup-sayup Dian
mendengar temannya sedang bertamu menjenguk dirinya. Setelah bertemu dan
ngobrol dengan teman-temannya, Dian ingat untuk minta maaf pada Lisa karena
marah dan sebal ke Lisa.
“Lisa, maafin
Dian ya. Kemarin Dian mengabaikan Lisa gara-gara kecipratan lumpur di sepatuku.
Padahal Lisa gak sengaja. Harusnya aku gak marah sama Lisa. Lisa mau nebengin
payung, eh akunya marah terus hujan-hujanan. Akhirnya demam gini”, kata Dian
dengan tulus.
“iya. Tak apa yan. Namanya juga manusia. pasti
pernah berbuat kesalahan. yang terpenting kita harus berani minta maaf dan yang
dimintai maaf tak usah memendam dendam. Karena dendam itu gak baik, membuat
hati tidak tenang dan tidak bisa melihat sisi baik teman kita. Yang penting
kita sekarang baikan ya. “ ujar Lisa..
“terima kasih
Lisa. Janji deh, gak ngambekan lagi”.
Akhirnya mereka
berbaikan dan bisa tertawa bercanda bersama lagi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar