Hari kamis, 13 februari
2014 BEM FMIPA UNS mengadakan sebuah talkshow grebek energi yang bertajuk Hemat
Energi Bukti Cinta Pada Negeri. Berhubung ini adalah seminar gratis dan memang
belum ada kuliah, aku pun mengikuti acara talkshow ini. Mencari ilmu bisa
dimana saja, begitu kan intinya?. Acara ini menghadirkan M. Sohibul Iman P.hd,
wakil ketua DPR RI, Darmawan Prasodjo P.hd pemerhati isu energi sekaligus
seorang rektor, dan juga Pak Handono Ramelan, dekan FMIPA UNS Surakarta selaku
wakil dari akademisi.
Beliau–beliau adalah
pemikir hebat Indonesia. Begitu kesimpulanku. Because what? Para pengisi acara
nya semua lulusan doktor luar negeri dengan beasiswa dari bapak Habibie yang
persaingan untuk mendapatkan beasiswa itu susah banget. Bapak rektor pun berpesan
supaya mahasiswa tidak hanya mempelajari ilmu energi saja dari pakar-pakar itu,
tapi juga kepribadian dan kiat suksesnya. Harapan bapak rektor, supaya bisa
dicontoh oleh para mahasiswa UNS.
Talkshow ini mengangkat
masalah tentang energi, Indonesia yang notabene kaya dengan energi kenapa kok
malah belum makmur? Kurang lebihnya sih gitu.. menurutku
Bapak Sohibul Iman P.hd
menuturkan bahwa Indonesia mengalami food, energy and water crisis. Masalahnya
aa dua, yaitu problem struktural dan problem kultural. Problem strutural yaitu
kita tidak punya arah kebijakan energi yang jelas. Political will tentang isu
energi belumlah menjadi satu fokus dalam pemerintah kita. Cara mengatasinya
adalah membuat UU yang menaungi tentang energi, tentu saja yang menguntungkan
bagi seluruh bangsa Indonesia sekaligus anak cucu kita di masa depan, tidak
hanya menguntungkan segelintir orang. Masalah kultural bangsa Indonesia adalah
boros energi, dalam hal ini energi apapun. Indonesia dikaruniai banyak sekali
kekayaan alam dan sumber daya. Hal ini terkadang membuat kita terlena. Misalnya
air, terkadang kita lupa menutup kran kamar mandi. Atau contoh paling mudah nya
adalah listrik, banyak orang yang saat tidur, lupa ataupun sengaja menyalakan
lampu kamarnya. Boros kan? Cara mengatasinya adalah dengan hemat.. hidup hemat
dalam hal apapun.
Bapak Darmawan Prasodjo
P.hd menekankan tentang tujuan kita. What is our goal about energy? We are not
running out of oil, but we are running out of cheap oil. Kita tidak kesulitan
mendapat minyak, tapi kita kesulitan mendapat minyak yang murah. Kenyataan yang
beliau sampaikan adalah hanya 18 % saja, minyak yang diproduksi oleh komponen
bangsa, dalam hal ini adalah Pertamina dan anak perusahaannya. Malaysia dan
Norwegia tujuan tata kelola Migas nya adalah untuk membangun industri Migas
Nasional. Dengan tujuan seperti itu, urusan tata kelola migas diserahkan kepada
anak bangsa, sehingga mereka berdaulat secara energi. Sedangkan tujuan
Indonesia barulah miopic short sight yaitu untuk mendapatkan pendapatan negara
sebesar-besarnya dari pendapatan pajak dan bukan pajak. Tentu saja, untuk
menggenjot pendapatan negara, pastinya Indonesia meloloskan perusahaan yang
mempunyai modal besar dan mampu memberi pajak yang tinggi. Tentu saja hanya
perusahaan asing yang sanggup bayar pajak tinggi, karena modalnya besar.
Padahal, banyak sekali anak bangsa yang juga pintar dan jenius yang bisa
mengelola Migas kita.
Sedang dari pak Handono
Ramelan mengungkapkan hasil penemuan dan inovasi anak MIPA untuk efisiensi
energi. Bapaknya banyak bicara keilmiahan, tentang bagian-bagian alatnya gitu.
Jadi aku tidak terlalu paham. Overall, mahasiswa UNS banyak yang concern juga
lo dengan isu energi ini, salah satu bentuk keprihatinannya banyak disalurkan
dengan membuat alat-alat inovatif yang bisa membantu mempermudah kita dalam
memanfaatkan energi.
Sedangkan pesan-pesan
tentang kehidupan dari bapak M Sohibul Iman P.hd adalah untuk sukses kita butuh
4 N, yaitu nilai (value apa yang akan kita berikan untuk bangsa), Nalar
(mengasah nalar dan pikiran kita untuk mencapai cita), Network (jaringan yang
akan membantu kita) dan juga Nyali (keberanian untuk menyuarakan aspirasi).
Perjalanan hidup tidak linier apapun yang terjadi, itu adalah yang terbaik dari
Allah maka kita harus meresponsnya dengan respon positif. Do the best...
Bapak Darmawan Prasodjo
P.hd mengajak kita untuk ikhlas menjaga mimpi. Mimpi itu harus kita jaga apapun
resikonya. Saat kita menyerah, maka kita akan gagal. Pembeda orang sukses dan
orang yang gagal adalah keikhlasan dan kesabarannya. Otak yang pintar itu
penting, tapi yang lebih penting adalah kemauan dan kerja keras kita. Karena
pembeda antara pemimpin dan pemimpi hanyalah sebatas huruf N saja.
Pesan bapak Handono
Ramelan menuturkan one finger you get everything. You are must better than us,
don’t wasting your time. Generasi muda harus cerdas dan bekerja keras !!!
Jangan sia-siakan waktu muda hanya dengan foya-foya dan memboroskan energi.
Ini adalah pesan yang
aku dapatkan sewaktu seminar. Semoga bermanfaat...
Surakarta,
dengan semangat baru
15 februari 2014, 21.16
Tidak ada komentar:
Posting Komentar