Sepertinya
aku sudah terbiasa menulis. Dan sayangnya tulisanku lebih banyak berisi tentang
kegalauan yang tidak ada arti dan maknanya. What ever it is.. ini adalah salah
satu media ku, yang sekarang sedang kuminati untuk menulis kegalauan dan
kesedihanku. Walaupun aku mahasiswa yang diberi gelar agent of change, agent of
development atau iron stock sekalipun., itu tidak membuatku terhindar dari rasa
galau. Dan hari ini rasa galau ku memuncak.
Perkenankan
aku cerita ya. Sebentar, aku akan banyak berhenti di tengah cerita. Ini sangat
emosional untukku. Aku susah mengontrol air mata untuk tidak berjatuhan di
pipi. But, aku harus menahan. Gak boleh nangis. Karena ya ... aku memang salah.
Aku tidak akan mencari pembenaran atas sikapku hari ini. yang kuakui sangat keterlaluan. Untuk teman-teman yang lain mungkin terlambat adalah hal biasa, diusir dosen pun biasa. Tapi bukan hal yang biasa kalau untukku. Yah,,... dengan menundukkan muka aku mengaku , aku terlambat masuk kuliah pak Basuki, mata kuliah SMI, hari Kamis tanggal 5 Juni 2014 dan aku diusir tidak boleh masuk kelas. Walaupun tidak di depan teman-teman ku, karena aku lewat pintu belakang rasanya kuping langsung panas, muka juga ikut panas, mata rasa-rasanya udah enggak bisa membendung lagi. Diluar kelas aku nangis.
Just imagine,
aku kuliah, telat, diusir sama dosen. Itu rasanya sangat
Menyakitkan
di hati.
Betapa keterlaluannya
aku. kenapa juga aku bisa telat seperti itu. Kalau mau beralasan, aku bisa. Tapi
hidup tidak untuk membenarkan kesalahan. Ketika aku bersilat lidah,
mendramatisir keadaan se drama mungkin, it’s not change anything. Aku sudah
terusir. Tak bisa dirubah.
Yang terpenting
bukan tanda tangan di KRS atau semacamnya. Tapi adalah ilmu dan ridho Pak Basuki, bapak dosenku untuk menimba
ilmu dari beliau.
Langsung aku
teringat keluarga dan orang-orang yang penting di hidupku, guru-guruku, teman-teman
dan semuanya. Betapa aku telah menyakiti mereka dengan perbuatanku hari ini.
aku mengecewakan mereka dengan diusir dari kelas. Padahal tanggung jawabku adalah
untuk belajar dan kuliah. Ya, untuk sementara hanya itu. Betapa banyak orang
yang ingin ada di posisiku. Betapa banyak orang di luar sana yang ingin kuliah,
tapi terhalang berbagai kendala.
Tapi aku?
Apa wujud
syukurku?
Ke depannya,
aku harus semangat. Harus belajar memanage dan mengatur waktu sebaik mungkin. Kejadian
buruk ini tak boleh terulang lagi. Dalam
hati kecil aku berjanji.
Maafkan
aku, Allah... atas segala salah dan khilafku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar