Ini sekedar mengingat
kembali masa unforgettable moment dalam hidupku sebagai mahasiswa. Iya, dalam
rangka hari difabilitas internasional GAPAI (Gerakan Peduli Indonesia Inklusi
mengadakan rangkaian acara yang menarik. Mulai dari fund rising di sunmor, long
march dan pentas seni bareng komunitas difabel lain di CFD Slamet Riyadi hingga
acara puncak yaitu teater tunanetra.
Menyoal soal teater
tunanetra tanggal 23 Desember 2014 kemarin. Acara diselenggarakan di Teater
Arena, Taman Budaya Jawa Tengah. Acaranya menarik. Karena aktor dan aktrisnya
(cie) adalah teman-teman tunanetra yang berbakat main teater. Kurang lebih ada
11 teman tunanetra yang main.
Republik angkringan,
naskah yang ditulis oleh mbak narisa haryanti, sahabat gapai sekaligus pegiat
teater peron fkip uns. Bercerita tentang obrolan ringan pasutri pemilik HIK
dengan anak-anak SMA dan juga dengan korban kekerasan yang juga difabel. Kenapa
angkringan atau HIK menjadi satu latar cerita, karena di hik bisa menjadi media
menyuarakan aspirasi dan bisa merundingkan masalah yang dihadapi bersama.
kelihatan banget kan nuansa angkringannya. didukung dengan acting yang keren dari pemain2 nya, menjadikan malam itu adalah momen indah buat semua orang. menggelitik nurani untuk lebih peduli.
Pada kala itu, HIK
menjadi bukti kemandirian para tunanetra yang mampu membuka usaha dengan
berjualan di angkringan. Bukti ke mbelingan siswa SMA yang suka colut atau
kabur di tengah pelajaran. Tempat orang yang mempunyai masalah untuk berkeluh
kesah dan mendapatkan dorongan semangat.
Hik juga menjadi tempat
ide-ide dan masalah mendapatkan ruang untuk bernapas. Memparodikan kenyataan, kadang
menyindir secara sarkastik terhadap keadaan yang sewenang-wenang.
Ini kali ketiga aku
menonton teater sekaligus sebagai panitia. Teater yang menggugah nalar berpikir
ku. Menjadi orang yang lebih kritis dan peka terhadap hak-hak sesama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar