Beberapa
hari yang lalu, rumah ibu mendapatkan giliran menjadi tuan rumah yasinan yang
diselenggarakan oleh jamaah yasin Roudhotul Karimah. Acara berlangsung dengan
khusyuk dan khidmat. Setelah acara usai, ada pengumuman dari ketua Jamaah Yasin
sekaligus Ketua Ranting Muslimat NU desa Tulung. Beliau menyampaikan beberapa
keresahan dan curhatan saat rapat para tokoh desa.
Ada
tiga masalah pokok yang disampaikan terkait dengan perkembangan para remaja di
lingkungan tinggal kami. Masalah pertama tentang poa perilaku mendem alias
mabuk-mabukan remaja putra di perbatasan pemukiman dan persawahan dekat rumah
Pak Haji P. Masalah kedua yakni adalah pola perilaku remaja putri yang sering
memakai hotpants atau celana syuper pendek di lingkungan tempat tinggal kami.
Masalah ketiga adalah remaja berpacaran yang kadang suka keluar malam dan tanpa
segan mengupload foto diri dan kekasih
di media sosial.
Hal
yang beliau sesalkan adalah kebanyakan oknum pelaku ketiga problema yang beliau
ceritakan adalah pelajar di MtsN Tulung dan MA yang ada di desa kami.
Masalahnya apakah mereka tidak diajar agama, adab, sopan santun atau akidah
akhlaq ? tentunya mereka diajar. Beliau bahkan menuturkan ada beberapa guru Mts
dan MA yang ikut dalam rapat para tokoh desa.
Ketua
Ranting Muslimat Desa Tulung menyampaikan hal ini dan meminta ibu-ibu jamaah
yasin untuk melakukan langkah preventif mengawasi putra-putri masing-masing
supaya tidak terjerumus pada tiga masalah yang beliau utarakan. Zaman telah
berkembang dan pola pendekatan kepada anak harus dilakukan dengan intensif
supaya anak tidak melakukan penyimpangan sosial.
Sedangkan,
untuk upaya represif beliau merasa tidak berdaya, karena tiap perilaku mereka
adalah Hak Asasi Manusia. Misal orang tua mereka tidak menegur, kenapa beliau yang
bukan siapa-siapa kok harus menegur. Yang beliau takutkan adalah malah bisa
memicu cekcok dengan orang tua si anak jika tidak terima anaknya ditegur oleh
orang lain. Sedangkan untuk minum minuman keras beliau tidak kuasa untuk
melaporkan ke pihak berwajib karena takut nantinya akan membuat perseteruan
dengan orang tua si anak.
Mengikuti
forum ibu-ibu saat yasinan membuat saya berpikiran bahwa terkadang
wacana-wacana yang saya ikuti di forum grup WA terlalu luas dan cenderung
berdebat kusir karena membahas hal-hal yang di luar kendali saya. Misal, ada
grup yang beberapa anggotanya menunjukkan keburukan Ahok sebagai penista agama
Islam, konspirasi indomaret, tokoh A, B, C antek asing dan aseng dan
sebagainya. Di grup lain ada anggota
yang menshare tentang seminar pranikah yang mendorong orang agar
sesegera mungkin menikah, di grup lain wacana seputar kegalauan karena status
kejombloan. Ada pula grup yang membahas hal teknis perkuliahan, semisal dosen A
atau B sudah hadir di kantor apa belum.
Terkadang
sebagai manusia, kita merasa penting dan perlu untuk membahas aneka
permasalahan yang terjadi di tingkat nasional. Namun, hendaknya cukup pada
tingkat tahu, usahlah terlalu larut dalam debat kusir yang kita tak tahu apakah
orang yang kita bela atau kita benci mati-matian sesuai dengan apa yang kita
prasangkakan atau tidak. Lebih afdhol kiranya jika kita melihat dan mencermati
masalah yang kita lihat sehari-hari, dan kita renungkan dan diskusikan guna
mencari solusi. Niscaya, energi yang kita keluarkan, juga membawa
kebermanfaatan untuk orang lain.
Ibu-ibu
ini membahas masalah yang benar-benar mereka hadapi. Menyinggung tentang
kebanyakan oknum pelaku adalah siswa Mts atau MA, hal ini karena sekolah agama
adalah sekolah yang letaknya paling dekat dengan pemukiman warga daerah kami.
Belum lagi dengan kemudahan dalam
membayar biaya pendidikan, yang bisa diutang atau ditunggak tanpa
khawatir si anak akan di skors karenabelum mampu membayar. Sekolah tetap
membiarkan anak tetap belajar meskipun belum membayar biaya sekolah. Bandingkan
dengan sekolah setingkat SMA dan SMK di Kota Caruban yang jaraknya jauh dan
tidak memberikan toleransi biaya kepada siswa.
Seingat
saya saat madrasah sekitar 10-4 tahun yang lalu, saat pelajaran akidah akhlaq
yang kami pelajari bukanlah bagaimana kami selaku remaja harus bersikap di
kehidupan sehari-hari. Bahasan yang diajarkan adalah bagaimana anak-anak bisa
berlaku jujur, qonaah, amanah dan aneka sifat baik lainnya. Materi yang
diajarkan walau belum konstekstual dengan keadaan namun sudah cukup baik pada
masa itu. Siswa lebih sering belajar dengan Lembar Kerja Siswa yang berisi
materi-materi yang mengajarkan kebaikan.
Saya
tidak tahu bagaimana sistem pengajaran Aqidah Akhlaq sekarang ini yang mengacu
pada kurikulum 2013 dan bagaimana guru mengajarkannya. Apakah masih mengacu
pada textbook atau menggunakan aneka media, metode dan pendekatan yang
menyemarakkan pembelajaran. Selain itu,
saya tidak pernah tahu input siswa yang belajar di madrasah almamater saya
sekarang ini. Walaupun ada anak-anak yang mencoreng nama madrasah, saya tetap
bangga pernah menjadi siswa di madrasah. Kebanggaan yang saya rasakan bukanlah
karena rasa inferioritas, tapi karena saya tahu persis di madrasah diajarkan
banyak hikmah dan kebaikan untuk ukhrawi disamping aneka pelajaran yang
menunjang kehidupan duniawi.
Berdasar
pelajaran yang saya dapat di bangku perkuliahan, untuk pendidikan anak sangat
penting untuk mensinergikan 3 jenis pendidikan, yakni pendidikan informal dalam
keluarga, pendidikan formal di sekolah dan pendidikan nonformal di masyarakat.
Sinergi apik dari ketiganya akan mencetak anak yang cerdas tidak hanya secara
intelektual, tapi juga cerdas secara spiritual dan emosi.
Harapan
kita, tak ada lagi anak di lingkungan kita yang doyan mabuk-mabukan karena tahu
akibat yang ditimbulkan oleh senyawa alkohol dalam tubuhnya. Tak ada lagi anak
perempuan yang berhot pants ria di lingkungan luas karena memiliki rasa malu
dan tahu efek sinar UV matahari terhadap kulit. Tak ada lagi anak di bawah umur
yang berpacaran mengumbar birahi di media sosial, karena jika putus betapa
sakit hati mereka rasa
. Selain tahu dampak logis perbuatannya, hendaknya
para anak juga tahu bahwa Tuhan melarang perbuatan-perbuatan tertentu karena
Tuhan sayang pada mereka, hambanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar