Ujianku mundur sehari, sebelumnya
tanggal 16 Mei jadi 17 Mei 2017. Tak apa. Tak ada hal yang kurisaukan. Harus tetap
tenang karena yakin Allah selalu menyertai setiap langkah dan. Malaikat akan
mencatat tiap kepanikan, kerisauan ataupun ketenangan ketika menghadapi ujian. Maka,
aku pilih tenang.
Saat pak admin prodi mengatakan
tanggal 16 kampus harus disterilkan untuk ujian SBMPTN, dan aku tidak bisa ujian
pada tanggal itu. it’s okey. Walaupun, aku meloby dan tanya mengapa, dan
konsekuensinya aku harus meminta jadwal dosen.
Pak Nurhadi yang sudah tanda
tangan semua undangan ujianku, malah tidak mengecek dan ketika kutanya beliau
baru sadar pas tanggal 16 tidak bisa dipakai ujian. Ya sudah, reschedule
pelaksanaan ujian.
Reschedule ujian, yang
kuperhatikan jadwal bu Atik, beliau yang sering tugas keluar kota. Beliau mengucap
satu tanggal, 17. Okey, mengecek jadwal dosen lain, semua sekiranya bisa kalau
jam 10 pagi. Kukonfirmasi satu-satu, Alhamdulillah bisa semua.
Aku merasa tiap langkahku begitu
dimudahkan. Ada teman yang sama-sama mengurus pendaftaran ujian, sampai tulisan
ini ditulis, belum mendapat tanggal. Komposisi dosen penguji yang berbeda, juga
mengakibatkan konsekuensi yang berbeda pula. Semoga Allah segera memberi ia
solusi atas masalah yang dihadapinya.
Aku selalu merasa bersyukur
dengan segala kemudahan dan jalan hidup yang Allah pilihkan untukku. Sabar dan
syukur, itu kunci untuk mendapatkan ketenangan hati. Jika hati sudah
kemrungsung, semua urusan akan ribet dan berantakan. Sebisa mungkin berkas
ujian sudah disiapkan mulai dari sekarang, jangan suka baru ribet ketika sudah
mendekati deadline.
Siapkan satu-persatu, belajar
secara bertahap, semoga hasilnya menggembirakan. Bismillah mengumpulkan naskah
dan undangan ujian ke dosen penguji di H-7 ujian.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar