Pada bulan Ramadhan umat Islam
berlomba-lomba untuk meningkatkan ibadahnya. Bagi kalangan santri yang masih di
pondok pesantren, mereka akan semakin giat di pondoknya. Bagi masyarakat awam
juga ada kesempatan untuk nyantri kilat di berbagai pondok pesantren yang
membuka program ini. Kemarin aku merencanakan ikut pesantren kilat, tapi belum ada kesempatan, masih banyak tanggungan skripsian. Ya Allah semoga tahun depan di beri kemudahan ikut pesantren Ramadhan.
Beberapa hari lalu, saya sempat
membaca berita seorang santri di Kediri yang bersepeda demi ngaji tholabul ilmi ke Pesantren
Gus Mus di Rembang. Hal ini sangatlah menginspirasi, apalagi sekarang bulan
Puasa, ia tetap setia mengayuh pedal walaupun panas matahari sangat terik
memanggang bumi. Aku pernah melakukan perjalanan bersepeda pada bulan puasa
juga, dan rasanya sangat berat.
Dan kala itu nyatanya aku kuat
hingga adzan magrib berkumandang. Jadi selama ada niat yang tulus ikhlas tanpa
pamrih, semua hal berat akan terasa ringan. Saya percaya, mas santri yang
bersepeda itu tak mengasihi diri sendiri, ia berusaha keras mengayuh pedal
hingga Rembang. Aku yakin jauh di lubuk hatinya ada kebanggaan karena bisa
mengalahkan ego, sabar mengatasi tiap halangan rintangan di jalan, hingga bisa
sampai tujuan.
Terkadang, orang merasa takut
untuk bepergian. Takut karena tidak ada kenalan, takut mengalami hal buruk di
jalan atau takut sengsara. Padahal, dengan berpetualang dan bepergian, kita
akan bertambah pengalaman dan ilmu pengetahuan.
Kenalan, memang kita tidak punya
saat ini. Tapi yakinlah, banyak orang baik di sekitar kita, yang akan menjadi
penolong kita jika kita sumeh, sopan dan tetap menjaga prinsip.
Takut mengalami hal buruk? Harusnya
bisa diantisipasi. Jika kita nalar, jalan kaki saja kita beresiko tersandung
bila tidak hati-hati. Maka sebelum merencanakan suatu perjalanan, lakukan
manajemen resiko. Jika naik kendaraan pribadi (motor atau mobil) cek semua
surat-surat dan kondisi kendaraan, untuk bawaan diatur sedemikian rupa supaya tidak
terlalu menghalangi gerak langkah, dan untuk uang saku, bisa disimpan di
beberapa tempat yang berbeda. Antisipasi bisa dipikirkan sejak jauh hari, jadi
tak perlu takut dengan resiko.
Kalau takut sengsara? Ini yang
susah. Normalnya manusia menyukai keadaan yang tenang dan jauh dari resiko. Daripada
berpeluh di jalanan, kan lebih enak nyaman di rumah, di depan tv, di depan
kipas, sedia bantal buat sandaran. Hehehe. Namun, percayalah ketika kita
mencoba hal-hal baru, kita akan kaya pengalaman. Jika berbicara dengan teman
pun akan lain. Kita bisa punya kepercayaan diri karena mengetahui secara real
life perjalanan yang kita lakukan. Tidak hanya katanya-katanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar