Beberapa
hari yang lalu tepatnya tanggal 12 Desember 2014 kita dikejutkan dengan bencana
longsor yang melanda kabupaten Banjarnegara Jawa Tengah. Tentu, kita semua
turut berduka, aliran dana bantuan dan donasi mengalir ke pusat-pusat bencana.
Harapannya, semoga mereka bisa cepat bangun dari keterpurukan dan optimis
menghadapi masa depan. Berdasarkan harian Kompas tertanggal 20 Desember
2014 ketua BNPB menuturkan bahwa akibat
longsor Tak kurang dari 93 jenazah telah diketemukan. Pun demikian, BNPB
dibantu dengan tim SAR dan relawan menetapkan tanggap darurat bencana dan
melakukan pencarian korban hingga tanggal 4 Januari 2015.
Banyak
upaya yang dilakukan untuk penanganan bencana. Untuk mencegah bencana susulan
di masa depan, maka diwacanakan juga untuk mengadakan relokasi sesuai
rekomendasi dari Badan Geologi, yakni di Desa Karangtengah dan Desa Ambal.
Kepala Pusat data dan Informasi BNPB Sutopo Purwo Nugroho menyebutkan beberapa
penyebab bencana longsor di Dusun Jemblung, Desa Sampang, Kecamatan Karangkobar
kabupaten Banjarnegara. Diantaranya adalah daerah rawan longsor, hujan deras
yang mengguyur lokasi, susunan materi tanah yang terdiri atas endapan vulkanik
tua dan tingkat elevasi/ kemiringan lereng yang curam. Selain itu, faktor ulah
manusia juga besar berpengaruh budidaya pertanian yang tidak mengindahkan
konservasi, tiadanya terasering dan pengaruh tanaman di atas bukit yang
merupakan tumbuhan semusim jenis palawija yang kurang menyerap air hujan.
Sedangkan
harian tempo mengutip pendapat dari kepala BPBD banjarnegara Catur Subandrio
mengatakan bahwa peristiwa tanah longsor meningkat seiring dengan maraknya
illegal logging. http://www.tempo.co/read/news/2014/12/16/058628756/Merunut-Pembalakan-Liar-di-Longsor-Banjarnegara
Bencana tanah longsor adalah satu diantara sekian banyak bencana yang melanda
tanah air. Tentu, tindakan preventif hendaknya dilakukan. Dan hal yang paling penting
adalah langkah kecil kita, sebagai masyarakat Indonesia yang peduli dengan
kelestarian alam. Setidaknya dengan memperhatikan konsumsi pribadi kita.
Tahukah
kita, jika kertas yang kita pakai bahannya adalah kayu-kayu terbaik dari hutan
di Kalimantan? Dan bisa jadi, penebangan dilakukan secara ilegal. Selain itu,
berpotensi menyebabkan bencana longsor dan banjir yang tidak kalah hebatnya
dengan yang terjadi di Banjarnegara. Baju-baju diproduksi dari industri tekstil
yang belum tentu memperhatikan pembuangan limbahnya dan membuang limbah ke
kali. Tentu hal ini akan mencemari ekosistem sungai. Belum lagi jika kita
mengkonsumsi plastik yang sedemikian mudahnya kita dapatkan, itupun bisa
mencemari lingkungan dan menyebabkan tumpukan sampah yang sulit didaur ulang.
Marilah
kita perhatikan konsumsi kita sehari-hari. Marilah kita mengkonsumsi apapun
secara cerdas dan bijak. Jangan sampai terbujuk oleh iklan-iklan yang menyajikan
hiperrealitas dan simulakra yang hanya menyajikan simbol dan hilang nilai
gunanya. Be a smart comsumer, love your
environtment.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar