Kemarin aku mengunjungi teman yang sakit di rumah sakit
Kasih Ibu. Ialah Mbak Tutik, dalam sebulan menginap di rumah sakit dua kali. Aku
senang berkawan dengannya. Karena ia adalah kawan yang baik, orang pertama yang
kukenal sejak menginjakkan kaki di Solo.
Aku tidak terlalu paham apa sakitnya. Sebelumnya di RS. Dr
Oen sempat turut mendengarkan suster ahli gizi yang menyarankan makanan yang
boleh dimakan dan apa yang sebaiknya dihindari. Setelah keluar dari RS dr Oen,
ia sudah bugar, bisa ke Bandung untuk presentasi dalam seminar yang diikutinya.
Ia lalu pulang ke Sampit, dan kembali ke Solo ngamar lagi di
RS. Kasih Ibu. Kubaca ada lagi selebaran tentang diit makanan yang disarankan. Ada
pula selebaran biaya yang harus dibayarkan selama perawatan di rumah sakit. Berkisar
pada angka jutaan. Jumlah yang tak kubayangkan akan melayang dalam beberapa
malam. Tak terbayangkan karena aku tak memilikinya. hehehe
Mbak Tutik adalah guru geografi di SMA N 1 Sampit yang
sedang tugas belajar S2 di UNS. Sudah berstatus PNS dengan golongan yang tinggi
tapi aku lupa tepatnya golongan berapa. Dari ceritanya ia adalah orang yang
sangat sibuk dengan segudang aktivitasnya. Kesibukannya dalam mengajar, juga
signifikan dengan gaji yang diperolehnya. Ia memiliki keluarga yang sangat
menyayanginya. Nyaris tanpa kekurangan untuk bahagia.
Namun, Allah menurunkan cobaan kepada hambanya untuk menguji
iman takwa. Ia diuji dengan sakitnya. Ia selalu ceria, tidak pernah ingin
merepotkan orang lain. Sering mengajak bercanda, dan menasihatiku. Yang paling
kuingat adalah, cari pasangan yang setia dan baik agamanya. Karena dengan
partner hidup yang setia menerima kurang dan lebihnya kita, niscaya akan membuat
hati kita nyaman dan bahagia.
Ujiannya dan ujianku sebagai manusia tentu berbeda. Secara,
kami adalah dua individu yang berbeda. Ujianku berkisar pada kesabaran dan
kesempitan. Ujian kesabaran dalam mengurus pemberkasan wisuda dan SKL yang tak
kelar-kelar. Ujian kesempitan karena belum dipertemukan dengan pekerjaan yang
menjadi area ibadah, uji pengalaman dan sarana mendapatkan manfaat ekonomi. Singkat
kata saya masih pengangguran. Belum mendapatkan pekerjaan. Dan aku hanya bisa
apa? Hanya bisa sabar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar