Rabu, 11 Februari 2015

Jogjakarta, Comparison dalam Benak ku



Lama tidak blogging. Dan sekarang saatnya aku akan men share cerita field trip ke Jogja.  Aku sudah beberapa kali ke jogja. Pertama study tour pas Mts, kedua sewaktu MA,  yang ketiga kemaleman di jogja pas mau ke magelang, yang keempat  bareng Afi dan Jundi (jadi obat nyamuk, huft L) , kelima ke rumahnya pak nurhadi bareng uun, imel, nurul, vikri dan tri.  yang ke enam dan yang paling berkesan adalah saat field trip dengan marie. 

Ceritanya begini. Hari jum’at  tanggal 6 februari 2015 Marie diundang oleh pak nurhadi untuk berkunjung ke rumahnya di areal kecamatan Berbah, Sleman, Jogjakarta.  karena takut Marie sendirian, pak nurhadi meminta salah seorang mahasiswa nya untuk menemani. Dan beruntungnya aku yang berkesempatan. Sebenarnya itu adalah obat penawar kecewa karena beberapa hari sebelumnya tepatnya hari rabu tanggal 4, aku bela-belain motoran dari madiun jam setengah tujuh, sampai di solo jam 10 lebih, namun tidak bisa berkesempatan untuk ikut field trip ke Karanganyar. Karena kuota mobilnya pak Gamal kecil, Cuma cukup untuk 5 orang. Padahal aku sangat ingin ikut dan udah di solo. Belum rejeki. Tok aku sudah ucaha maksimal.

Cerita tentang mereka. Mereka mengunjungi air terjun  parang Ijo dan Sapta Tirta tujuh mata air ajaib. Dan sering cerita, soalnya mereka kan berdua, maksudku uun dan nurul, sama Marie, pak Gamal dan pak Widi. Mereka juga tanya sih, aku kemana. Ya tak jawab aja apa adanya. Merapi, petilasan nya mbah maridjan, Malioboro, Kraton Jogjakarta dan Parangtritis. Dan mereka menganggap itu kurang asik dan mainstream. Aahh... iya lah mereka mungkin sering jelajah dunia, tapi buatku jelajah jogja kala itu amat sangat menyenangkan. 

Alasannya apa? Mungkin karena aku menikmati perjalanan dan setiap tempat dengan sangat bebas dan rileks. 

Dulu, pas study tour jaman Mts aku malah mabuk berat, ke borobudur, ya naik sampai puncak, tapi tanpa pemandu yang menjelaskan candinya, lalu ke parangtritis, main air, ke malioboro aku sudah tak punya tenaga buat jalan dan belanja. Di deket bis parkir, lesehan beli teh anget,  berbaring di tikar sama temen-temen yang senasib yang mabuk perjalanan.

 Jaman Aliyah, aku capek banget baru pulang dari Pare Kediri, abis sakit juga. Jadi enggak menikmati.   ke borobudur masih tanpa pemandu, ke taman pintar lalu ke parangtritis. Di parangtritis aku enggak ke pantai. Tapi nungguin di bis aja. Tidur. Capeek banget. 

Yang ketiga, kemaleman di jogja pas mau ke magelang. Ke rumahnya temen se kos. Ivon namanya. Masnya mau nikahan. Aku bertiga. Di giwangan tak dapat bis jurusan magelang. Ditambah lagi Hp ku ketinggalan di kos. Temen-temen bingung, aku seharusnya yang paling panik karena tanpa alat bantu komunikasi bernama hp, malah paling santai dan ngajak temen2 buat nginep. Naik Transjogja, lihat Tugu Jogja yang jadi 0 km nya jogja. Nginep di kos temennya temenku. Sekitar daerah UGM. Malam tidur, paginya lihat-lihat kampus D3 UGM, makan lalu cus cari bis yang ke magelang. Asik sih, jadi bagpacker gitu.

Yang keempat, liburan semester 2 . diajakin jundi dan khafifah. Teman sekelas. Ber delapan sama temen nya Jundi dari jakarta lima anak.  Berangkat naik prameks pulang naik sriwedari. Ke Malioboro, jalan terus, ke benteng Vredenburg, aku ngintil satu keluarga besar yang memakai jasa pemandu wisata. Ikut ndengerin deh.  Bagus bentengnya. Ke tamansari, juga ngintil pemandu wisata. Tamansari itu untuk pemandian sang raja. Terus mampir pasar beringharjo. Aku enggak belanja, Cuma beli jajan buat oleh-oleh ke Jember dan pulang ke madiun.  Jalan terus, dari stasiun, jalan malioboro, benteng, tamansari, balik ke pasar beringharjo, ke stasiun lagi. Semua jalan kaki. Asik juga. Cuma sebelnya, Cuma jadi obat nyamuk  temen yang pacaran. Oh iya, perjalanan itu pertama kalinya aku naik kereta antar kota, prameks dan sriwedari. Adem ya ternyata?

Kelima,  ke rumahnya pak nurhadi. Sama temen2 yang minta diajarin tentang disaster management. Berangkat naik prameks pulang naik sriwedari. Turun dari kereta, eh udah dijemput bapak e. Satu yang berkesan, beliau sangat menghormati tamunya. Serius lo ini. Enggak perlu nunggu lama. Dijamu teh, yang rasanya pahit, tapi anget, sama jajanan pasar. Lumayan buat sarapan. Aku pas laper banget. Lihat disertasinya bapaknya juga. Banyak daftar pustakanya. Emang beliau hobi baca. Koleksi bukunya banyak. Aku sampe nelen air liur ngeliat buku. Banyak novel keren, buku-buku lama, yang jadi hits pada jamannya. Pengen  pinjem karya nya pram, enggak dibolehin. Katanya banyak mahasiswa yang enggak mengembalikan buku pinjeman. Disana asik, dijamu makan siang. Diajarin juga. Kata nurul, kesannya pak nurhadi itu penyayang. Soalnya dia ramah banget sama anaknya. Figur pemimpin yang mengayomi. 

Yang keenam, baru-baru ini. Ke jogja sama marie dan pak nurhadi (lagi). Berangkat naik prameks pulang naik sriwedari. Berangkat seusai jum’atan. Sampai maguwo, ke sekolahnya Yogi, anak keduanya pak nur. SD Muhammadiyah Prambanan, bagus banget. SDN Tulung 02 enggak ada apa-apanya. Ternyata si Yogi sudah pulang. Lalu makan dan cus ke candi prambanan. Singkatnya, ke prambanan, pulang tidur. Sabtunya ke gunung merapi, ke malioboro, ke kraton Jogja dan ke pantai parangtritis.  Asik banget. To be continued ini.

Jogja. Kota yang istimewa untukku. Karena aku orang timur, yang jarang main. Bahkan semua nya aku inget. Trip ke jogja emang asik banget.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kelompok Sosial