Rabu, 23 September 2015

aku berubah pikiran

aku adalah salah satu orang yang tidak konsisten. tadi pagi, aku menabah-nabahkan hati sendiri untuk tidak mudik lebaran haji kali ini. dan sekarang sekitar jam setengah tiga sore, aku berkeinginan kuat untuk pulang ke madiun. merayakan hari raya bersama keluarga. betapa mudahnya Allah membolak-balikkan hati.

aku sudah berencana, aku pulang nunggu bis jurusan surabaya di halte depan kampus jam setengah 10 malam. katakan lah tidak macet, bisa jadi jam 12 atau setengah satu dinihari aku sudah  bisa sampai tujuan. padahal, tahun lalu aku punya kenangan buruk. tidak dapat bis, karena semua sudah full. dan akhirnya pulang lagi ke kos dan merayakan idhul adha di kos.

aku tahu resiko situasi tahun lalu bisa saja terjadi. tapi tekad telah bulat. sebenarnya aku punya keinginan untuk motoran pas pulang, tapi keadaan terlalu berbahaya mengingat medan banyak yang gelap dan melalui areal hutan ngawi yang cukup luas.

Selasa, 22 September 2015

Libur Idhul Adha, Kerja Part Time dan Keinginan untuk Pulang

Hari rabu, tanggal 23 September 2015. Sebagian teman sudah sholad idhul adha, dan sebagiannya lagi besok kamis. Lumayan menyenangkan idhul adha kali ini. Aku dibawa pada perasaan euforia teman-teman sekelas yang mau mudik. Bayangkan, bu Siany yang keras saja, mau mindah hari kuliah dari jum at ke rabu jam 11. Hal ini supaya teman-teman bisa mudik lebih lama, rabu, kamis, jum at, sabtu dan minggu. Hari senin pun, kuliahnya jam 12.40 guys. Betapa menguntungkan sekali liburan idhul adha kali ini.

Euforia turut kurasakan. Namun aku belum bisa pulang. Aku sekarang mencoba untuk kerja part time di sebuah konter jalan surya. Baru seminggu berjalan. Dan aku belum berani untuk minta libur empat hari.  Kerja partime dari jam 4 sore sampai 9 malam. Kadang lebih. Normalnya aku pulang sekitar jam 21.30.

Aku mencoba memahami, bahwa tiap pekerjaan dan aktivitas pasti menuntut resikonya masing-masing. Saat teman-teman yang lain hanya mikir kuliah, saat libur bisa pulang, aku harus memikirkan bagaimana kerja. Karena di konter, hanya tutup pada saat tanggal merah saja. intinya kan berarti Cuma satu hari.

Kamis, 17 September 2015

Pengalaman Muncak ke Gunung Andong

tanggal 3 Mei 2015 kemarin aku,  Nuris, Yeni, Krishna, Yudha dan Patrick naik ke Gunung Andong. sebuah gunung yang tidak terlalu tinggi yang masuk kawasan Magelang, Jawa Tengah. kami berangkat sore hari, sekitar bakda dhuhur dari belakang kampus UNS.

sampai di lokasi awal pendakian, sudah jam 5. masalahku adalah aku tak latihan sebelumnya, sama sekali enggak menyempatkan waktu untuk lari-lari sebelum hari H muncak. jadinya aku kaget dengan suasana permuncakan. magrib dan pergantian hari dari siang ke malam, kami lewati di tengah hutan. gelap, keringetan, dengan ransel yang berat, ngos-ngosan, susah ambil nafas, kaki tegang, menguras tenaga pokoknya. tapi pendakian lumayan ramai, pasti ada rombongan yang turun atau kalau tidak kami didahului oleh pendaki yang lain.

dengan perjuangan yang tidak mudah, dan mendaki dalam waktu yang sangat lama kami bisa ngecamp di puncak. dan eng ing eng, ini gunung apa bumi perkemahan? tenda-tenda rapet banget. kami bisa mendirikan tenda. satu tenda didirikan, aku sudah kedinginan, menggigil. alhasil disuruh masuk tenda duluan. sementara mereka mendirikan tenda yang kedua.

Diklat Anggota LSP dan SABS



Tanggal 19 dan 20 April 2014. Bertepatan dengan hari sabtu minggu. Aku dan teman-teman calon anggota lingkar Studi Pendidikan FKIP UNS menjalani diklat. Diklat nya itu keren banget. Panitia menyewa satu bis tanggung untuk mengangkut peserta ke lokasi, di Sekolah Alam Bengawan Solo di Dusun Panjangan Desa Gondangsari Kecamatan Juwiring Kabupaten Klaten. Tiba-tiba ada anak Bastind 13 (vivid) yang mengajakku untuk naik motor. Pilih mana ya? Jelas naik motor lah. Aku kan biasanya mabuk perjalanan. Daripada mabuk, mending naik motor.

Selain aku dan fifit, mbak, mas panitia dan beberapa calon anggota ada juga yang memakai motor. Kami berangkat secara rombongan. Melalui jalur yang berbeda dengan yang dilalui oleh bis. Eh, ternyata yang sampai duluan di lokasi adalah rombongan yang naik motor. Suasana desa Gondangsari asri sekali, masih sejuk. Banyak pohon, aku melihat di sekeliling perjalanan masih banyak sawah yang membentang. Mengingatkan aku dengan situasi di rumah. Jadi kangen pengen pulang ke madiun. Hehe. Selain itu di perjalanan aku lihat banyak pengrajin dari kayu. Mereka banyak membuat mebel dan kerajinan lainnya. 

Setibanya di lokasi, aku melihat ada kerbau yang di gembala di lapangan dekat sekolah alam. WOOw amazing. Menakjubkan. Seumur-umur baru kali ini aku melihat kerbau. Aku heran, kenapa mereka masih bisa digembala tanpa ada tali pengikat ya. Gek kenapa warna kulit mereka coklat-coklat.sedangkan yang masih kecil warnanya masih agak putik coklat gitu. Aku banyak ngobrol juga dengan ibu penggembala kerbau. Bercerita kesana kemari tentang kerbau. Ternyata ibu itu adalah satu-satunya orang yang masih setia menggembala dan memelihara kerbau. 

Weekend di Kraton Solo



On 17 January 2015 me Nuryanti, Uun, Nurul and Marie went to Keraton Surakarta. That was my first time use motorcycle in the town, especially solo. I rode my motorcyle with uun. Nurul with marie. I just follow nurul’s motor. Because i dont know about solo city yet.

Mudik Solo Madiun dan Erek Padi



Weekend tanggal 24 sampai 26 oktober  2014 aku mudik loh. Dan aku berusaha untuk menyelesaikan semua urusan ku disolo. Harapannya adalah tentu saja rehat sejenak dari keriuhan kampus dengan seabrek rutinitas dan rapat organisasi. Aku mulai lelah. Saatnya aku kembali pulang, menengok kampung halaman tercinta.  Ceileh...

But, aku sampai kampus di hari Jumat disodorkan oleh kenyataan bahwa aku harus membuat paper tentang Sosiologi Organisasi. Padahal niatnya aku sehabis kuliah langsung cus ke depan kampus, nyari bis pulang deh. Ternyata aku harus mengerjakan ini dulu. Belum lagi dengan baca, diskusi, rekam, transkrip yang tiap minggu itu. Otomatis aku pulang bawa buku. 

Pengalaman Wall Climbing



Hari Kamis, tanggal 17 September 2015 Brahmamahardhika FKIP UNS (MAPALA) mengadakan acara wall climbing. Di lingkungan FKIP UNS ada sebuah arena wall climbing. Awalnya aku hanya penasaran. Dengan uang 5 ribu saja, bisa nyobain dengan fasilitas snack dan air mineral. Tentu saja aman, karena juga dilengkapi dengan tali-tali pengaman. Ada doorprize juga, asal bisa mengambil kertas yang dilakban di beberapa bagian. Tapi ya itu, harus agak tinggi naik atau manjatnya. 

Awalnya aku malu, lalu guling-guling minta ditemenin sama vikri, dia enggak mau. Dia Cuma mau nemenin dan nonton aja, enggak mau naik. But thanks a lot vikri zahara. 

Pas awal naik, mas lucky, sebagai penyemangat dari microphone, ngomong kenceng banget. Ngasih dukungan kayak komentator tinju aja. Aku sampai geli dengar suaranya. jadilah aku naik, dengan training pinjaman dari penyelenggara, baju batik dan jilbab merah. habis kuliah soalnya. perpaduan kostum yang aneh untuk manjat tebing buatan, tapi masa bodo. yang penting nyobain.

Harga Cinta Tanah Beta



Harga Cinta Tanah Beta
Oleh : Nuryanti

Berbicara mengenai Pramudya Ananta Toer memang akan membuat sebuah diskursus yang seru. Mengingat dia adalah orang yang menjadi legenda bagi angkatan sezamannya. Dia adalah orang yang berbeda, dengan pengalaman yang berbeda dan garis hidup yang berbeda dengan pengarang-pengarang lain. Bandingkan dengan pengarang yang diizini pemerintah, Buya Hamka, Sutan Takdir Alisyahbana, Achdiat K Miharja, dan kawan kawan. tentu akan sangat berbeda sekali.

Jika kita menengok catatan Nyanyi Sunyi Seorang Bisu, catatan-catatan yang dibuat Pram di dalam pembuangannya di pulau Buru. Dia menjadi salah satu pembaharu di pulau yang tiada mengenal kehidupan. Ia dan kawan-kawan menjadi tahanan politik yang mengemban amanah membuka satu pulau diantara tiga belas ribuan pulau di Indonesia menuju tahap yang lebih modern. Mengemban amanah membuka pulau, Ya, begitulah bahasa halusnya. Sedangkan bahasa kasarnya menjadi sapi perahan pemerintah, diperah tenaganya untuk menghidupi diri dan komandan dengan cara yang tidak efisien.

Mahasiswa Bidik Misi, Implementasi Tri Dharma Perguruan Tinggi Minat Berprestasi dan Organisasi




Mahasiswa Bidik Misi, Implementasi Tri Dharma Perguruan Tinggi Minat Berprestasi dan Organisasi
Oleh : Nuryanti
            Beasiswa Bidik misi adalah beasiswa unggulan dari pemerintah Indonesia. Dana APBN banyak dialokasikan untuk membiayai beasiswa ini. Dari tahun ke tahun jumlah penerima Beasiswa Bidik misi semakin bertambah. Beasiswa ini sejatinya dianggarkan untuk membiayai pelajar yang pintar dan mengalami kesulitan ekonomi akibat kemiskinan. Diharapkan melalui ilmu pengetahuan di perguruan tinggi bisa meningkatkan kualitas manusia Indonesia menyambut Indonesia Emas 2045 nanti. 

            Namun, banyak pihak yang menyayangkan karena beasiswa ini terkadang kurang tepat sasaran. Kurang tepat sasaran dalam artian banyak penerima yang mampu secara ekonomi tapi masih saja mendaftar beasiswa bidik misi. Belum lagi dengan perilaku hedonisme dan pola hidup hura-hura yang ditampilkan mahasiswa penerima beasiswa. Misalnya saat bidik misi turun, mereka malah beli gadget terbaru atau shopping mode pakaian terbaru. Tentu hal ini menimbulkan banyak kecemburuan di kalangan mahasiswa pada umumnya. Mahasiswa bidik misi menerima banyak keistimewaan, tidak bayar biaya studi dapat biaya hidup pula.

SOCIAL MEDIA MISCOMMUNICATION PROBLEM AS ORGANIZATION MANAGEMENT CHALLENGES



JURNAL

PROBLEM MISKOMUNIKASI SOSIAL MEDIA SEBAGAI TANTANGAN MANAJEMEN ORGANISASI


Guna Memenuhi Persyaratan Latihan Kader II (Intermediate Training) Tingkat Nasional HMI Cabang Jogjakarta















Nama                                     : NURYANTI
Asal                                         : HMI Cabang Surakarta
No. Telepon                          : 0857 9095 4045

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM (HMI)
CABANG SURAKARTA
2015

PAPER MATERI SUICIDE EMILE DURKHEIM MATA KULIAH SOSIOLOGI KEPENDUDUKAN



PAPER MATERI SUICIDE EMILE DURKHEIM
MATA KULIAH SOSIOLOGI KEPENDUDUKAN






OLEH :
NURYANTI             K8413057







PENDIDIKAN SOSIOLOGI- ANTROPOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2015

Pengemasan Ruang dalam Menonton Televisi Buku Di Depan Kotak Ajaib



Resume Subbab Arena Konsumsi
Pengemasan Ruang dalam Menonton Televisi Buku Di Depan Kotak Ajaib
Tugas Pengganti UK Mata Kuliah Antropologi Budaya


Disusun Oleh  :
Nuryanti                      K8413057


PENDIDIKAN SOSIOLOGI ANTROPOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2015

Identitas Buku :
Judul Buku      : Di Depan Kotak Ajaib
Penulis             : Kris Budiman
Sub bab           : Arena Konsumsi Pengemasan Ruang dalam  Menonton Televisi (hal 35- 55)

Minggu, 13 September 2015

PERSPEKTIF CANTIK DAN INDUSTRI KOSMETIK



PERSPEKTIF CANTIK DAN INDUSTRI KOSMETIK

LATAR BELAKANG

Perawatan wajah dan kecantikan menjadi salah satu komoditas utama dunia industri saat ini. Siapa saja orangnya, pasti menghendaki wajah yang cantik sesuai dengan yang dia harapkan dan yang menjadi angan-angannya. Hal ini karena wajah menunjukkan usia, gender dan ras diri dengan bermacam-macam derajat keakuratan, juga kesehatan serta status sosial-ekonomi, suasana hati dan emosi kita, bahkan mungkin juga karakter dan kepribadian kita (Synnot, 2007:115). 

Tak heran sekarang ini banyak sekali iklan-iklan di media massa baik cetak maupun elektronKi yang menjual komoditas perawatan wajah dan tubuh. Mulai dari perawatan sabun cuci muka, lipstik, sabun mandi, eye liner, bedak, pelembab, pemutih, alas bedak, maskara dan lain sebagainya. Banyak pula merk yang beredar mulai yang bernada keindonesiaan seperti sari ayu, Viva cosmetics, Marina, citra dan mustikaratu, hingga produk merk dagang internasional seperti maybelline, garnier, pond’s, red A dan lain sebagainya. 

Tentang Kakakku



disini adalah tempat yang leluasa bagiku untuk menuliskan apa saja. Jadi tak seorangpun bisa melarang aku untuk menuliskan gagasanku. aku ingin bercerita tentang politik di salah satu UKM (Unit Kegiatan Madrasah Seni Religius di MA. Fatwa Alim Tulung. Sebatas yang kutahu. UKM SR adalah semacam UKM kesenian dalam musik gambus, dilengkapi dengan divisi lain seperti Qosidah, Sholawat, MC, Khot dan Qiro’ah. UKM ini juga melayani tawaran hiburan untuk warga yang hajatan baik pernikahan maupun sunatan.

Masalah aku kerucutkan pada setahun silam. Dan data kudapat dari stalking status tokoh-tokoh kenamaan di jajaran madrasah dan juga dari grup yang aku join di dalamnya. Selain itu, data juga dari berinteraksi dengan kakakku yang ‘pernah’ duduk di kursi panas menjadi ketua umum SR periode 2014.

Tahun 2014 kemarin bermakna special bagi SR. karena merayakan satu decade kelahirannya (10 tahun). Angka yang istimewa ya. Namun, masalah yang dihadapi pun juga istimewa. Supaya urut dan sesuai kronologi, aku lebih banyak menggunakan data berdasarkan ingatan mas nur. Dan, menggunakan pendekatan keuangan. Mengenai uang, siapa sih yang tidak tertarik untuk mendengarkan. 

Hujan di Lapak Semangka



Hujan terjadi malam ini. Merubah banyak hal. Hujan menyapu di tengah teori bahwa ini musim kemarau. Debu yang beterbangan hingga malam hari di depan lapak, tersapu oleh air yang tercurah dari langit. Hujan yang tiba-tiba datang, di bulan syawal, 4 Agustus 2015. Hujan datang di Desaku yang sedang musim nikahan, banyak suara sound menggelegar dengan aneka lagu, yang melambangkan sukacita dua insan yang disatukan dalam mahligai pernikahan. Jalan desa yang sudah teraspal mulus, dilalui oleh motor-motor yang kelabakan menghindari air yang semakin lama semakin deras. Sebagian besar pengendara memakai baju batik dan dandanan cantik untuk menghadiri resepsi nikahan. Kasihan. 

Aku disini. Di lapak semangka yang menjadi ladang usaha bapak dan keluarga. di pinggir jalan utama desa. Didekat pusat keramaian sekolah dasar, dekat lapangan dan juga dekat masjid. kebetulan malam ini yang jaga adalah aku dan kakakku. Bapak dan ibu jagong menghadiri resepsi pernikahan setelah tadi sore kami bercengkrama bareng di lapak semangka.  Kami ada disini, belajar berdagang semangka sejak bulan puasa tahun ini. Lumayan untuk menambah pengalaman dan kemampuan mengelola usaha. Mengingat dagangan diberikan terlebih dahulu oleh pemilik, dan kami tinggal menyetorkan uang modal padanya. Nyaris tanpa biaya yang besar untuk membuka lapak ini, kami mengeluarkan biaya untuk beli bambu penyangga lapak, tali rafia dan kresek untuk pembungkus semangka dan tentunya 8 tikar dan satu terpal untuk menjaga semangka dari sengat matahari. 

Malam ini hujan turun. Tak biasanya. Dan tentu bukan hal yang baik untuk pedagang semangka amatiran seperti aku dan keluargaku. Karena suasana dingin yang dihembuskan oleh hujan menyebabkan dahaga manusia menjadi tak terlalu terasa. Tak terlalu berhasrat mengkonsumsi buah semangka yang banyak airnya. 


Review Novel Kau, Aku dan Sepucuk Angpau Merah



Resensi Novel Kau, Aku dan Sepucuk Angpau Merah

Identitas buku
Judul               : Kau, Aku dan Sepucuk Angpau Merah
Penulis             : Tere Liye
Tahun Terbit    : Desember 2014
Tebal Buku      : 513 halaman
Penerbit           : Gramedia Pustaka Utama

Resensi
Buku ini berjenis novel yangmerupakan karya fiksi pengarang Tere Liye. Ide yang ditampilkan tentang kisah cinta diambil dari sudut pandang seorang pemuda(Borno) yang bergonta-ganti pekerjaan. Berijazahkan SMA, tidak membuat si pemuda malu dan gentar untuk bekerja apa saja. tiada rasa gengsi yang biasa dimiliki oleh anak muda sekarang ini. Kisah keseharian yang bisa menjadi teladan anak muda sekarang. Tere Liye memang biasa mengangkat hal yang biasa di keseharian, menjadi titik perhatian yang jarang dilihat oleh orang lain. Prolog Dirangkai dengan kisah cinta yang dibuat sedemikian misterius mengenai sosok yang diidamkan oleh sang pemuda.

Review Gadis Pantai




Judul               : Gadis Pantai
Pengarang       : Pramudya Ananta Toer
Halaman          : 272 halaman
Cetakan           : Cetakan 7, september 2011
Penerbit           : Lentera Dipantara

Karya Pram khas dengan nuansa masa perjuangan dan masa penjajahan. Novel Gadis Pantai yang sebenarnya adalah trilogi, hanya sekuel pertama yang bisa dinikmati oleh generasi sekarang dan generasi mendatang. Sejarah menghendaki buah pikir yang tercantum dalam sekuel kedua dan ketiga buku ini musnah dan tak bisa didapatkan. Kuasa dan tirani pada masa itu, telah demikian beringas dan ketakutan, buku menjadi salah satu doktrinasi buruk pada masyarakat hanya karena keanggotaan kehormatan yang diberikan LEKRA (sayap kesenian partai Komunis Indonesia pada masa itu). 

Seperti tetralogi buru yang menceritakan minke,seorang terpelajar jawa piawai menulis, dengan tulisannya ia melawan, meski sekuat apapun minke melawan, dia hanyalah butiran debu bagi pemerintah Hindia Belanda. Yang tetap kalah dan mengalami sad ending. Diakhir, menurut catatan Pangemanann dengan dua n, setelah minke keluar dari tahanannya, semua yang dia miliki telah musnah, dan ia meninggal dengan sedikit orang yang kenal. Dianggap orang jalanan yang tak punya sanak, keluarga, handai taulan dan kenalan. Padahal pada masa jayanya dengan penerbitan berkala koran, tak ada seorangpun di tanah Jawa yang tidak mengenalnya. Budaya literasi dipilih oleh minke untuk melawan. Saat pendidikan telah memberikan setitik cahaya terang untuk keluar dari penjajahan dan penindasan.

Kelompok Sosial