Selasa, 22 September 2015

Libur Idhul Adha, Kerja Part Time dan Keinginan untuk Pulang

Hari rabu, tanggal 23 September 2015. Sebagian teman sudah sholad idhul adha, dan sebagiannya lagi besok kamis. Lumayan menyenangkan idhul adha kali ini. Aku dibawa pada perasaan euforia teman-teman sekelas yang mau mudik. Bayangkan, bu Siany yang keras saja, mau mindah hari kuliah dari jum at ke rabu jam 11. Hal ini supaya teman-teman bisa mudik lebih lama, rabu, kamis, jum at, sabtu dan minggu. Hari senin pun, kuliahnya jam 12.40 guys. Betapa menguntungkan sekali liburan idhul adha kali ini.

Euforia turut kurasakan. Namun aku belum bisa pulang. Aku sekarang mencoba untuk kerja part time di sebuah konter jalan surya. Baru seminggu berjalan. Dan aku belum berani untuk minta libur empat hari.  Kerja partime dari jam 4 sore sampai 9 malam. Kadang lebih. Normalnya aku pulang sekitar jam 21.30.

Aku mencoba memahami, bahwa tiap pekerjaan dan aktivitas pasti menuntut resikonya masing-masing. Saat teman-teman yang lain hanya mikir kuliah, saat libur bisa pulang, aku harus memikirkan bagaimana kerja. Karena di konter, hanya tutup pada saat tanggal merah saja. intinya kan berarti Cuma satu hari.

Tak apa libur idhul adha ini aku tak pulang. Walaupun dalam hati menghiba pengen pulang, bayangkan ada waktu  4 hari  dan aku enggak ambil kesempatan itu. itu resikonya kerja.
Yups, masalah adalah keuangan. Aku di solo hidup mengandalkan uang bidik misi yang 600 sebulan itu. untukku saat ini itu cukup, tapi aku tahu kebutuhan semester depan akan banyak sekali. Mulai dari KKL (desas-desus teman-teman pengen ke Bandung), PPL di sekolah (butuh bensin dan uang fotocopy ekstra) dan KKN (bayar program dan uang saku di daerah penempatan). Aku tak ingin memberatkan orang tua.

Aku juga sempat berpikiran untuk belajar menulis esai dan cerpen ke mbak kalis, anak LAPMI SOLO. Bagiku, dia adalah guidance dalam masalah literasi. Tapi dia sedang sibuk skripsi, jadi editor dan penerjemah buku. Dia bisa mendapatkan uang dengan ketrampilannya menulis. Akupun ingin seperti itu.  tapi syaratnya tentu tidak mudah, banyak baca buku lintas bidang keilmuan, perenungan mendalam, mencatat. kerja-kerja intelektual sebenarnya membangkitkan minatku, tapi entah aku tak mendapatkan keistiqomahan untuk mencari jalan dan mengasah diri.

Mungkin kerja di konter harus aku jalani, terlepas dari jadwal kerja yang terikat. Sebenarnya aku tak suka terikat, aku masih ingin bebas main, ke mana saja. memuaskan hasrat main dan belajar. Tapi aku tak tahu jalan mendapatkan uang dari kebebasan main itu. aku suka main, tapi itu tentu menghabiskan uang.

Tapi aku tetap bersyukur. Aku pernah ngobrol santai dengan pak Nurhadi mengenai marie dan mahasiswa KKL dari Insbruck, bagaimana mereka earn money and do traveling? Ternyata mereka juga kerja part time, tidak minta ke orang tua. Akupun juga bisa untuk kerja part time. Dan pada saat liburan aku ingin ke jogja, ke toko buku, borong buku. Atau ke Pare Kediri untuk kursus bahasa Inggris atau biaya untuk ikut kampus fiksinya pak edi Mulyono (Diva Press).

Kembali ke kegelisahanku untuk pulang. Aku sudah berjanji pada bapak, kalau pulang pada saat mas nur wisuda. Dia wisuda tanggal 24 Oktober 2015. I save the date. mungkin dari gaji pertama ku aku akan membelikan hadiah untuknya.  Semoga bisa.

Harapan akan membuat hidup lebih indah. Kamu hanya perlu bersabar. Sebulan lagi. Pada saat itu aku akan ambil jatah libur 2 hari. Karena di konter liburnya sebulan 2 kali. dan aku ingin pulang. Allah, limpahkan kesehatan dan kesempatan padaku, ya. aamiin


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kelompok Sosial