Jumat, 29 Mei 2015

Marie:Menjelajahi setiap musim untuk bisa bersua dengan sahabat lama



Ini adalah cerrita yang kuharap bisa menginspirasi teman-teman. Aku beroleh kesempatan untuk mengenal dia. Dia bernama Marie, usia 28 tahun seorang berkewarganegaraan Jerman dan sedang studi di Austria. Teman-teman pasti tak asing dengan negara Jerman yang menjadi pelabuhan hati pak Habibie dalam mencari ilmu dalam kelas doktoralnya. Kalian pun pernah mendengar kata Austria, terutama bagi pecinta novel karya Hanum Salsabiela Rais dan Rangga Almahendra dengan buku 99 Cahaya di Langit Eropa. Di Austria lah, mas Rangga beroleh kesempatan untuk mencicipi manis dan getirnya berkuliah doktoral di University of Vienna yang kelak nanti menjadi jalan untuk pasangan suami istri itu menjejaki jejak-jejak peradaban Islam di dataran Eropa dan Turki.


            Dia tinggi semampai. Dengan tinggi sekitar 163 cm. Ukuran yang tidak terlalu jangkung untuk seorang wanita bule. Saat pertemuan pertama yang difasilitasi oleh dosen, Pak Nurhadi, dia terlihat antusias dan bersemangat. Bersama Uun, Nuris, Imel, Tri Wir dan Vikri, kami diminta oleh dosen untuk menjadi “teman” marie. Kami pun dengan riang memperkenalkan diri. Dia juga memperkenalkan diri dengan antusias. Awalnya, aku tidak terlalu memahami apa yang dia katakan, kuping butuh adaptasi kan? Lama-kelamaan bisa paham.

            Dia berambut pirang panjang dan bermata biru. Cara berjalannya tegap menyiratkan optimisme diri yang dibangun untuk menghadapi dunia baru yang akan disinggahinya. Marie tinggal di Indonesia, di Solo untuk mendalami riset thesisnya tentang disaster management and tourism. Dia mengambil  di Karanganyar Surakarta. 

            Tak terasa sudah tiga bulan berlalu.  dia sudah kembali ke negaranya, dan aku sekarang merindukannya. Marie.., kuharap Tuhan mendengar doaku malam ini. Aku ingin menjumpamu di negaramu sana. Melihat indahnya Sungai Danube, Sungai Linz, Bukit Kahlenberg dan tentunya museum yang banyak bertebaran disana. Sungai Linz yang pernah membuat banjir itu seperti apa rupanya. Apakah sungai linz, seperti bengawan solo kah?.
           

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kelompok Sosial