Jumat, 29 Mei 2015

Dilema Kurikulum Kita



Insan yang bergelut dan pemerhati pendidikan, pasti sudah tak asing dengan  permendikbud no 159 tahun 2014 yang berisikan tentang evaluasi kurikulum yang berlaku dalam dunia pendidikan di tanah air. Intisari dari permendikbud tersebut adalah penghentian sementara kurikulum 2013 dan kembali ke kembali ke kurikulum 2006 atau KTSP.  Permendikbud ini adalah Kebijakan dari menteri pendidikan dasar dan menengah yang baru di era kepemimpinan Presiden Joko Widodo, yakni Anies Baswedan.

Kebijakan tersebut  tidak habis menuai pro dan kontra dari berbagai kalangan. Termasuk juga dari menteri pendidikan era sebelumnya yang menggagas kurikulum 2013. Terlepas dari pro dan kontra yang berkembang di media, hendaknya kita mengambil segi positifnya dan menilik kembali hakikat pendidikan. Mengutip pendapat Emha Ainun Nadjib yang menyatakan bahwa kunci pendidikan hanya ada dua yakni guru dan murid . jika keduanya beres maka persoalan bangsa juga beres. 


Kalau boleh jujur, siswa tidak akan terlalu paham kurikulum apa yang di pakai dan diaplikasikan oleh guru. Bagi siswa sebenarnya tiada bedanya. Yang dibutuhkan adalah pembentukan karakter guru yang menginspirasi dan bisa memotivasi siswa supaya bisa berkarakter kuat dan cerdas, tidak hanya dalam ranah kognitif, namun juga psikomotorik dan afektif. Dan tentunya bisa membekali siswa dengan kemampuan adaptif berupa ketrampilan yang berguna, supaya tak tergilas oleh roda perubahan zaman.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kelompok Sosial