Senin, 17 September 2018

“Dian, Jangan Hujan-hujanan”


Beberapa hari ini sering sekali hujan. Hujan terkadang lebat, kadang turun berinai-rinai. Hari ini hujan turun dengan intensitas sedang. Bel pulang sekolah sudah berbunyi. Dian masih masih tertahan di beranda kelas. teman-teman banyak yang sudah pulang. Mereka membawa payung untuk melindungi diri supaya tidak basah.

Dian ingin pulang, perutnya sudah keroncongan. Tapi hari ini dia lupa tidak membawa payung. Tadi pagi ia bergegas berangkat karena hampir telat. Sekarang dia menyesal karena tidak membawa payung. Dia takut dimarahi mama jika nekad hujan-hujanan.

Lisa datang menghampiri Dian.

“Dian, pulang bareng yuk. Payungku besar ini, bisa menaungi kita berdua. Oh iya. Maafin tadi pagi ya. Aku tidak sengaja”, sapa Lisa ramah.

Mendengar suara Lisa, Dian yang sebelumnya sudah gelisah malah tambah sebal. Apalagi jika ingat tadi pagi, di halaman yang becek, Lisa mencipratkan lumpur ke sepatu Dian.
“Gak usah. Aku bisa pulang sendiri”, jawab Dian ketus.

Dian berlalu meninggalkan Lisa, menerjang rinai hujan dengan mendekap tas yang harus dilindungi dari air hujan.

“Dian, jangan hujan-hujanan. Nanti sakit”, teriak Lisa dengan khawatir.

Teriakan Lisa diabaikan begitu saja oleh Dian. Dinginnya air hujan tidak lagi ia hiraukan. Sampai rumah, Dian basah kuyup dan kedinginan. Mama segera menyuruh Dian mandi dan ganti baju yang hangat.

Malamnya, Dian demam dan pilek. Rupanya hujan-hujanan membuat badan Dian menjadi sakit. Esoknya Dian ijin tidak masuk sekolah.

Dian terbaring lemas di kamar. Dia sebal sekali karena sakit tidak bisa bertemu dengan teman-temannya di kelas. padahal, saat istirahat ia sering bermain dengan teman-teman. Ia merasa kesepian.

Di kelas, Lisa yang tahu kabar Dian sakit segera berinisiatif mengajak teman-teman untuk menjenguk.

“teman-teman yuk menjenguk Dian. Kasihan dia pasti kesepian, apalagi rumahnya juga lumayan dekat”

Beberapa anak ikut menjenguk ke rumah Dian.

Di rumah, Dian merasa bosan. Ia merenungkan andai ia  menerima tawaran Lisa untuk pulang bareng memakai payung kemarin, pasti hari ini dia bisa masuk sekolah dan tidak sakit. Sakit itu tidak enak. Makan rasanya pahit, mau main tidak bertenaga dan harus beristirahat di rumah. Ia merenungkan, hanya karena rasa sebal atas kesalahan kecil Lisa, ia jadi marah dan akhirnya sakit karena hujan-hujanan.

Bel pintu berbunyi ting tong. Mama segera membukakan pintu.

Lisa dan kawan-kawan menyapa mama Dian. “Assalamu’alaikum, Bu. Kami mau menjenguk Dian”. Mama Dian menyambut baik kehadiran tamu-tamu kecilnya. Mama Dian langsung mengarahkan mereka ke kamar Dian.

“Wa’alaikum salam, nak. Oh iya silakan masuk. Dian sedang istirahat di kamar. Langsung kesana saja ya”

Sayup-sayup Dian mendengar temannya sedang bertamu menjenguk dirinya. Setelah bertemu dan ngobrol dengan teman-temannya, Dian ingat untuk minta maaf pada Lisa karena marah dan sebal ke Lisa.

“Lisa, maafin Dian ya. Kemarin Dian mengabaikan Lisa gara-gara kecipratan lumpur di sepatuku. Padahal Lisa gak sengaja. Harusnya aku gak marah sama Lisa. Lisa mau nebengin payung, eh akunya marah terus hujan-hujanan. Akhirnya demam gini”, kata Dian dengan tulus.

 “iya. Tak apa yan. Namanya juga manusia. pasti pernah berbuat kesalahan. yang terpenting kita harus berani minta maaf dan yang dimintai maaf tak usah memendam dendam. Karena dendam itu gak baik, membuat hati tidak tenang dan tidak bisa melihat sisi baik teman kita. Yang penting kita sekarang baikan ya. “ ujar Lisa..

“terima kasih Lisa. Janji deh, gak ngambekan lagi”.

Akhirnya mereka berbaikan dan bisa tertawa bercanda bersama lagi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kelompok Sosial