Minggu, 26 Oktober 2014

Brambang



kali ini aku ingin cerita tentang Brambang. Sebuah kisah nyata yang kadang membuatku geli tak terkira. Ceritanya begini. Minggu-minggu ini adalah musim buah mangga. Yah, tentu saja, penghujung musim kemarau yang kering dan panas menjadi prayarat yang terpenuhi untuk penyerbukan bunga mangga yang dibantu oleh angin. 

Musim mangga. Dan ini adalah momen yang dinanti oeh bapak. Yaa, beliau bisa beralih profesi dari penjual arang menjadi pembeli mangga obrokan di pemilik mangga dan menjualnya kepada pengepul/ penimbang. Dan, tentu saja membawa berkah tersendiri, untuk aku anaknya. Karena aku bisa makan mangga sepuasnya. Walau kenyataan kami tidak memiliki pohon mangga sendiri.

Oke lanjut ke cerita. Tokoh pertama sudah saya ceritakan. Yakni bapak saya. Sang penjual mangga obrokan, yang membeli dari pemilik pohon, sisetor ke penimbang.


Sedangkan tokoh utama yang kedua adalah Brambang. Brambang adalah pihak pegepul atau penimbang mangga. Nah lo, ada apa? 

Kata bapak saya, Brambang pada zaman SD nya suka menyurati bapak. Surat cinta tentunya.brambang menyukai bapak saya pas jaman SD . Lalu pada suatu saat, bapak saya sampai malu sendiri, karena si Brambang itu ngasih surat di depan teman-teman. Bayangkan betapa malunya? Umm... anak SD menyurati anak MI dan itu berlangsung sekitar tahun 1988 an mungkin.  Akan berbeda ya kondisi psikologisnya dengan anak SD jaman 2014 an. Anak SD jaman sekarang mah, tontonannya mahabaratha enggak gitu Ganteng Ganteng Srigala.

Lanjut ke cerita bapak. Bapak udah dapat dagangan nih ceritanya. Stand pengepul Brambang udah dilampaui. Yakni di Sukorejo. Bapak ingin menjualnya ke pengepul yang ada di Desa Tulung. Eh, dikejar sama Brambang. Yang notabene jaman dulunya pernah naksir bapak. Terjadi tawar menawar harga, kondisi normal harga mangga adalah 3500 per kilonya. Sedangkan si Brambang berani mematok harga 3800 per kilo. Akihirnya bapak tergiur oleh selisih harga 300 rupiah. Kan 300 kalau dikalikan jadinya lumayan kan.


Ternyata, saat mangga udah diturunkan dan disortir oleh Brambang, dia enggak lihat mangganya. Tapi malah lihat ke bapak. Wiiih. . dan naasnya adalah dari sortiran itu ditiwar atau dianggap yang enggak lolos uji masuk sortir ada 63 kilo mangga. Wauuuu... buseeet daaah.. babe gue langsung marah-marah dan nesu nih. Soalnya di tombong atau di keranjang bapak muatnya 2 kuintal mangga alias 200 kg, disortir 63 kilo.. lalu babe nanya kenapa kok disortir sebanyak ini. Jelas rugi lah kalo seperti ini. Dan si Brambang dengan santainya menjawab. Salahnya sendiri kenapa dulu enggak emnerima cintaku.. nah looo

Babe sekarang udah enggak remaja lagi lo sob. Sekitar 45 tahun lah. Lebih bisa kurang enggak. Dan dia malah ngajak besanan. L anaknya laki-laki, otomatis serangannya gue kan? 

Nah lo...?  buset dah.. 

Babe cerita seperti ini dengan tagline dihajar brambang.aku ngakak terus denger cerita ini.  Betapa cinta yang tak tersampaikan telah merusak hati dan pikiran ya.. . padahal kalau dari segi ekonomi, si Brambang ini lebih kaya dan berkuasa dibanding bapak, tapi masih menyempatkan untuk revenge atas masa lalu.
Nah, ini nih yang membuat aku malas pacaran. Takut menjadi Brambang yang tanpa hati merusak kerja keras babe diganti dengan kerugian yang nyata. Aku juga takut menjadi babe yang dihajar oleh mantannya dengan acara yang kayak gitu.
Yah, bisa diambil hikmahya ya,... jangan pernah menyakti hati orang lain.
Sebisa mungkin hati-hati dalam bertindak. Oh iya satu lagi, babe gue enggak ganteng lo.. kok ada ya yang segitu terobsesi untuk balas dendam atas nama masa lalu dalam rangkaian hati yang patah?
Yah, semoga tante atau lek brambang segera insyaf dan  tidak ganggu babe gue. pokoke mudik itu full story..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kelompok Sosial