Rabu, 22 Oktober 2014

Saatnya Pemuda Nusantara Bersatu untuk Menjaga Kelestarian Hutan di Kawasan Asia Tenggara



Saatnya Pemuda Nusantara Bersatu untuk Menjaga Kelestarian Hutan di Kawasan Asia Tenggara

Nuryanti
Universitas Sebelas Maret

            Hutan menjadi sumber kedamaian dan sumber penghidupan masyarakat. Namun, jika hutan mengalami kerusakan banyak pihak yang akan dirugikan, mulai dari langkanya satwa-satwa liar karena rumah dan habitatnya telah rusak, hilangnya sumber mata pencaharian penduduk, tercemarnya lingkungan akibat dari terbakarnya hutan yang dapat mengakibatkan juga terganggunya negara tetangga. Hal ini tentu saja terjadi karena, kiriman asap dan debu yang mengganggu kesehatan pernapasan dan penerbangan pesawat menyebabkan banyak kerugian.


          
  Hutan sepatutnya memang harus dilestarikan. Masalah yang banyak menjegal kelestarian hutan adalah penggundulan hutan dan kebakaran hutan. David Gabel dalam tulisannya di situs Environmental News Network (ENN) menyatakan bahwa “saat negara-negara di Asia Tenggara bergerak menuju industrialisasi dan populasinya bergerak pesat, hutan-hutan akan mengalami pengurangan lahan”.Pengurangan lahan terus terjadi dengan berbagai alasan seperti pembukaan lahan pertanian, perkebunan sawit, industri kayu, dan kebutuhan-kebutuhan manusia yang lain.Faktor ekonomi menjadi salah satu isu penting kenapa terjadi penggundulan hutan. Hutan adalah sumber kekayaan alam bagi negara karena komoditasnya bernilai tinggi. 

Kebakaran hutan sering terjadi di wilayah hutan Indonesia, yang turut mempengaruhi hubungan dengan negara tetangga seperti Malaysia dan Brunei Darussalam yang juga kebagian asap kebakaran hutan.Banyak kerugian yang harus dihitung jika terjadi kebakaran hutan. Kerugian itu meliputi kerugian lahan pertanian, kayu, produk hutan non-kayu, biaya pemadaman, kerusakan infrastruktur, gangguan kesehatan, pariwisata dan transportasi, kerusakan layanan ekosistem hutan, seperti perlindungan banjir, pengaturan air, proteksi pendangkalan, keragaman hayati serta mitigasi dan adaptasi perubahan iklim, emisi karbon dan penurunan produktivitas kerja.

Laporan Greenpeace menyebutkan bahwa laju deforestasi atau perusakan hutan di Indonesia adalah yang tertinggi di dunia mencapai paling tidak 1,9 juta hektar dalam lima tahun terakhir, 2000 hingga 2005, jika dihitung secara konservatif sedangkan fakta di lapangan diperkirakan dapat mencapai 2,8 juta hektar per tahun.Masyarakat dan pemerintah negera tetanggaikut terdorong untukmemperhatikan kerusakan hutan di kalimantan dan wilayah Asia Tenggara lainnya supaya fungsi hutan dapat kembali seperti perannya. Kelestarian hutan sebagimana mestinya tidak cukup diperhatikan oleh pemerintahan dan dunia internasionalsaja, namun peran pemuda nusantara sebagai penggerak keselamatan bagi hutan juga diperlukan perannya dalam menjaga dan merawat kelestarian hutan di wilayah nusantara.

Konservasi dan penyelamatan hutan harus memperhatikan keadaan ekonomi masyarakat sekitar hutan yang hidupnya sangat tergantung dari hutan. Mereka harus merasakan kesejahteraan agar tidak merusak hutan. Salah satu solusinya adalah budi daya porang, tanaman yang bisa tumbuh di bawah naungan pohon di hutan. Dengan begitu masyarakat sekitar hutan akan proaktif untuk menjaga kelestarian hutan karena mereka merasakan manfaatnya. 

Porang banyak sekali terutama untuk industri dan kesehatan, hal ini terutama karena kandungan zat Glucomanan yang ada di dalamnya.porang (amorphopallus oncophillus) merupakan tanaman yang hidup di hutan tropis. Tanaman yang bisa juga ditanam di dataran rendah tersebut mudah hidup di antara tegakan pohon hutan seperti misalnya Jati dan Pohon Sono. Termasuk tumbuhan semak (herba) yang memiliki tinggi 100 – 150 cm dengan umbi yang berada di dalam tanah. Batang tegak, lunak, batang halus berwarna hijau atau hitam belang-belang (totol-totol) putih. Batang tunggal memecah menjadi tiga batang sekunder dan akan memecah lagi sekaligus menjadi tangkai daun. Pada setiap pertemuan batang akan tumbuh bintil/ katak berwarna coklat kehitam-hitaman sebagai alat perkembangbiakan tanaman Porang. Tinggi tanaman dapat mencapai 1,5 meter sangat tergantung umur dan kesuburan tanah. Umbi inilah yang akan dipungut hasilnya karena memiliki zat glucomanan.

Peran pemuda dan peneliti adalah melakukan penelitian yang komprehensif untuk meningkatkan added value bagi tanaman porang. Porang basah biasanya dijual 3000 rupiah perkilogramnya, sedangkan bila berbentuk chips kering bisa berkisar antara 15.000 per kilo. Apabila menjadi produk tepung bahkan bisa menembus angka ratusan ribu. Budidaya tanaman porang baru dilakukan di pulau Jawa, padahal di hutan daerah lain seperti Kupang, Nusa Tenggara juga ada. tanaman ini dulunya dianggap sebagai tanaman hutan yang kurang bermanfaat. Harapannya porang bisa menjadi salah satu jawaban atas masalah kerusakan hutan di Nusantara berbasis pemberdayaan masyarakat.  Dan tentu saja, saat deforestasi berkurang tentu juga menciptakan perdamaian kawasan tanpa ada asap yang mengganggu hingga ke negara tetangga. 

Implementasi pelaksanaannya adalah pemuda nusantara harus bersatu padu dalam gerakan penyelamatan hutan dengan menggandeng pihak-pihak terkait. Untuk langkah awal bisa menggandeng mahasiswa peneliti dan organisasi peduli lingkungan. Untuk lokasi penelitian bisa mengambil tempat di desa Sumberbendo Kecamatan Saradan Kabupaten Madiun yang sudah memulai usaha penanaman dan pengolahan porang. Peneliti hendaknya meneliti bagaimana mengembangkan produk olahan porang sekaligus mempelajari kondisi-kondisi apa saja yang diperlukan agar budidaya porang bisa diterapkan di hutan-hutan di pulau lain, misal pulau Kalimantan yang sering terjadi bencana kebakaran hutan dan tanah longsor. Budidaya porang sudah mulai dilakukan di wilayah Madiun, Nganjuk, Wonogiri dan Kupang. Penelitian lanjutan bisa digunakan untuk membudidayakan porang di hutan produksi ataupun di hutan konservasi.

Setelah hasil penelitian dikaji dengan matang, pemuda nusantara bisa menggandeng masyarakat tepian hutan dengan penyuluhan dan pendampingan. Info-info hasil penelitian yang bisa meningkatkan produksi porang bisa disampaikan kepada masyarakat. Masyarakat tepian hutan biasanya adalah masyarakat pedesaan yang masih memegang teguh budaya gotong royong. Jadi, penyuluhan bisa mudah dilakukan jika sudah mendapatkan ijin dari pamong desa. Kerjasama yang baik antara pemuda nusantara peduli lingkungan dengan pamong desa harus dijalin terlebih dahulu. Masyarakat pun juga harus didampingi saat implementasi budidaya porang. Supaya apabila terjadi kekeliruan dan kesalahan penafsiran dari teknik saat penyuluhan bisa segera diingatkan. 

Kerjasama dengan perhutani perlu dilakukan untuk penggunaan kawasan hutan sebagai lahan penanaman porang. Karena Perhutani adalah pengelola hutan yang ditunjuk oleh pemerintah yang mempunyai legalitas. Kerjasama dengan Perhutani adalah suatu simbiosis mutualisme karena dengan budidaya porang juga membantu program PHBM (Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat) yang digagas perhutani. Masyarakat bisa menjadi mitra Perhutani dalam pengelolaan hutan, tidak menjadi musuh karena kasus pencurian kayu.

Kerjasama juga harus dilaksanakan dengan konsumen dan pengepul porang. Hasil olahan umbi porang yang menjadi tepung porang, chips porang, sebagai bahan dasar pembuatan kosmetik, obat diet, mie, kue, nuget, sosis, dan lain-Lain. Porang dapat memberikan citarasa lebih, pangembang makanan dan pengawet alami. Jadi kerjasama dan jaringan bisa dikembangkan ke pabrik kosmetik, pabrik obat, pabrik mie, dan masih banyak lagi. Potensi pasar ke luar negeri pun sudah terjalin dengan Jepang, Hongkong dan Korea. Untuk ke depannya pemuda nusantara bisa membuat jaringan baru baik dengan negara di Asia Tenggara bahkan negara-negara di dunia.

Budidaya porang diharapkan bisa menjadi salah satu solusi masalah kerusakan hutan yang terjadi di Asia Tenggara yang memiliki hutan hujan tropis. Selain itu, budidaya porang bisa menjadi potensi pemberdayaan ekonomi untuk menghadapi Asean Economic Commnity) karena ada nilai ekspor yang potensial. Peran pemuda nusantara untuk ikut serta dalam pemberdayaan masyarakat guna mengajak budi daya porang sangatlah penting artinya untuk kelestarian hutan kita. paru-paru dunia kita.




           

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kelompok Sosial