Rabu, 11 Februari 2015

Teater Tunanetra Republik Angkringan



Ini sekedar mengingat kembali masa unforgettable moment dalam hidupku sebagai mahasiswa. Iya, dalam rangka hari difabilitas internasional GAPAI (Gerakan Peduli Indonesia Inklusi mengadakan rangkaian acara yang menarik. Mulai dari fund rising di sunmor, long march dan pentas seni bareng komunitas difabel lain di CFD Slamet Riyadi hingga acara puncak yaitu teater tunanetra.


Menyoal soal teater tunanetra tanggal 23 Desember 2014 kemarin. Acara diselenggarakan di Teater Arena, Taman Budaya Jawa Tengah. Acaranya menarik. Karena aktor dan aktrisnya (cie) adalah teman-teman tunanetra yang berbakat main teater. Kurang lebih ada 11 teman tunanetra yang main. 




Republik angkringan, naskah yang ditulis oleh mbak narisa haryanti, sahabat gapai sekaligus pegiat teater peron fkip uns. Bercerita tentang obrolan ringan pasutri pemilik HIK dengan anak-anak SMA dan juga dengan korban kekerasan yang juga difabel. Kenapa angkringan atau HIK menjadi satu latar cerita, karena di hik bisa menjadi media menyuarakan aspirasi dan bisa merundingkan masalah yang dihadapi bersama.




kelihatan banget kan nuansa angkringannya. didukung dengan acting yang keren dari pemain2 nya, menjadikan malam itu adalah momen indah buat semua orang. menggelitik nurani untuk lebih peduli.
Pada kala itu, HIK menjadi bukti kemandirian para tunanetra yang mampu membuka usaha dengan berjualan di angkringan. Bukti ke mbelingan siswa SMA yang suka colut atau kabur di tengah pelajaran. Tempat orang yang mempunyai masalah untuk berkeluh kesah dan mendapatkan dorongan semangat. 

Hik juga menjadi tempat ide-ide dan masalah mendapatkan ruang untuk bernapas. Memparodikan kenyataan, kadang menyindir secara sarkastik terhadap keadaan yang sewenang-wenang.

Ini kali ketiga aku menonton teater sekaligus sebagai panitia. Teater yang menggugah nalar berpikir ku. Menjadi orang yang lebih kritis dan peka terhadap hak-hak sesama.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kelompok Sosial