Minggu, 15 Januari 2017

Review Film Bajrangi Bhaijaan

Bajrangi Bhaijaan adalah film India yang dirilis pada tahun 2015. Intro dikisahkan sebuah keluarga di Pakistan yang menonton seru pertandingan mungkin kriket yang menarik antara Timnas Pakistan dan  lawannya. Duduk paling depan ada seorang ibu yang mengandung anaknya. Ternyata pertandingan dimenangkan oleh Pakistan.

Si anak yang dikandung ibu tersebut, sudah berusia 6 tahun dan membantu ayahnya menggembala kambing. Ia diminta pulang dulu, tapi malah mainannya menggelinding, dan ia ikuti hingga ia masuk ke jurang, untung masih nyangkut di ranting pohon.

Si anak terlahir bisu tidak bisa bicara ataupun teriak. Ia dicari keluarganya dan berhasil diselamatkan. Anak ini tinggal di tempat yang sangat indah. Di suatu peternakan kambing yang masih digembala, dengan latar gunung yang masih bersalju. Daerah Khasmir yang ngikut ke bagian wilayah negara Pakistan.


Para tokoh akhirnya saling berdiskusi dan menyarankan si anak dibawa ke India ke suatu tempat yang diyakini punya tuah pengobatan. Si Ibu yang memutuskan akan membawa si anak ke India, demi kesembuhan anaknya.

Singkat cerita mereka ke India. Mereka berdoa, si anak tertarik membeli gelang yang lucu. Ketika pulang kereta terhenti di jalan, Ibu tidur, penumpang tidur, si anak bernama Shahida terbangun, keluar dari kereta demi menolong anak kambing yang berada di lubang.

Ketika ia di luar, kereta bergerak dan ia tertinggal. Ia naik kereta berikutnya yang membawanya ke bagian lain India. Khurusetra sepertinya. Seperti nama padang perang film Mahabarata yaa.

Shahida turun di wilayah yang sedang menyelenggarakan perayaan untuk dewa Hanuman. Pengisi acaranya adalah Pawan, diperankan oleh Salman Khan. Shahida yang lapar, mengikuti kemanapun Pawan pergi. Hingga Lawan luluh, dan membawanya ke Delhi, dan bertekad menemukan orang tua Munni. Demikian ia memanggil si anak yang bisu, tak bisa berbicara itu.

Ia berusaha sangat keras, aneka cara ditempuh. Hingga mengantarkan Pawan dan Shahida ke Pakistan lagi. Sebelum itu juga ada peran Kareena Kapoor yang menjadi kekasih Pawan, dan berjuang menabung untuk membeli rumah. Kareena selalu mendorong Pawan menjadi orang yang baik.

Pawan adalah seorang pemuja dewa Hanuman yang taat dan sangat jujur. Banyak kegokilan yang ditampilkan olehnya dan Munni dalam masa pencarian orang tuanya.

Masa pencarian orang tua Munni alias Shahida tidaklah mudah. Karena ada hubungan diplomatik dua negara India dan Pakistan yang harus diperhatikan.

Film ini juga menggambarkan sindiran ke dunia media massa yang menganggap bad news is a good news. Seorang reporter melaporkan mengenai Pawan dan Munni sebagai mata-mata dari India yang tertangkap dianggap hal biasa dan menolak menyiarkan.

Bisa dilihat juga the power of YouTube alias sosmed dalam menyiarkan informasi. Emosi positif yang menggerakkan si reporter baik hati, yang menjadi anggota geng pencarian orang tua mengantarkan dukungan rakyat kedua negara kepada aksi heroik Pawan. 

Selama di Pakistan, Pawan dianggap sebagai mata-mata India, sehingga ia dianggap buronan dan saat tertangkap disiksa petugas keamanan. Terkadang hukum dan peraturan tidak mempunyai mata dan tidak memaafkan pelanggaran meski dilandasi niat yang mulia, mengantarkan seorang anak yang tersesat kembali ke orang tuanya.


Akhirnya, karena the power of media Pawan bisa pulang ke India, diantar oleh banyak rakyat Pakistan tak ketinggalan si reporter dan Shahida beserta keluarga. Pada momen ini Shahida bisa mengucapkan kata pertamanya, "Pamaaaan". Pawan menoleh dan berlari kembali dan memeluk Shahida.

Di sisi lain, Pawan juga dijemput oleh warga India yang terharu dengan kelembutan hati Pawan dan Shahida. Tak lupa keluarga si mbak cantik, Kareena Kapoor juga ada di jajaran depan.

Film yang keren dan menarik karena melibatkan tema India-Pakistan. Sebelum film ini saya pernah menonton Veer Zaara dan Ghandi. Film ini semodel dengan Veer Zaara karena menonjolkan persatuan, kemanusiaan, dan cinta kasih daripada perbedaan negara dan sentimen kebencian.

Jika film Ghandi, menceritakan biografi Mahatma Ghandi, salah satu guru bangsa di India yang menghendaki persatuan satu negara. Namun, kehendak beberapa tokoh dan rakyat menghendaki dibagi dua yakni Pakistan untuk orang muslim dan India untuk Hindu. Hal ini memicu berbagai kekerasan dan kerugian di kedua belah pihak.

Film ini menarik untuk ditonton. Terutama untuk  kita yang haus film bermutu. Film ini juga memuat sindiran untuk orang yang cenderung fanatik pada ajaran agama. Awalnya, Pawan saat tahu ia tidur di masjid langsung keluar. Lalu beberapa hari kemudian geng trio pawan-Munni-Reporter tidur di alam terbuka. Ada kata-kata Pawan yang menarik, aku mau tidur di tempat ibadah mana saja, asal Munni tidak  kedinginan. Sungguh suatu hal yang menyentuh hati. Demikian review dari saya, semoga bermanfaat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kelompok Sosial