Selasa, 09 Mei 2017

Cetak Naskah Ujian

Tadi malam aku dan Uswa ke fotocopian langganan di Department Fc. Bapaknya sudah kukenal lama, teliti saat menyusun dan murah meriah. Murah meriah karena tiap print copy dihargai 130 rupiah, dan print warna 300, sedangkan untuk print all paper 1000 rupiah saja. Kami kesana jam 8 malam. Aku sudah menanyakan ke bapak e, jam longgar fotocopian biasanya jam berapa.

Aku kesana, sampai jam 9 nan sama Uswa, mencetak satu persatu yang kubutuhkan dan aku menghabiskan uang 115 ribu di fotocopian. Bagiku ini murah karena kemarin pas persiapan ujiannya yeni, aku tahu dia menghabiskan 250 ribu. Karena skripsiannya lebih tebal, memang.


Aku agak kurang fokus gitu. Jadi ada beberapa halaman yang belum kuprint,dan bapaknya mengingatkan. “mbak halaman 150 kok belum ada?”. Gercep aku ngeprint halaman yang kurang, dan aku sadar di list blocknote ku memang belum ada tulisan untuk mengeprint halaman itu.

Siangnya sakit maag ku kambuh. Sudah minum promag sebutir, pakai freshcare dan tidur siang. Sudah tidak sakit sih, tapi di badan jadi lemas dan merasa kondisi kurang fit. 3 hari ini aku memang sering begadang sampai jam setengah 3 pagi.

Big thanks to kesayangan Yeni, yang selalu bangunin aku Shubuhan tepat pada waktunya.
Karena aku tidak fokus, aku bayarnya kurang, aku sadar karena sorenya ambil uang di atm, 300, tapi 50 annya kok masih 5. Haruse tinggal 4. Baru di garasi kosan aku sadar. Alhasil balik lagi, dan bapakke malah enggak ngecek. Dia mengecek penghasilan hariannya dan benar, beliau baru mendapat 1 uang lima puluhan. Kuulurkan lagi uang 50 an  dan mengucap maaf.

Aku sadar aku salah, dan aku meminta maaf. Aku harus membayar jasa yang diberikan dengan harga yang semestinya, meskipun bapak e tidak terlalu nggagas. Hidup sekali jika tidak jujur buat apa?

Satu hal yang kuyakini, kita tidak tahu darimana arah datangnya keridhoan Allah kepada kita, bisa jadi dari kebaikan-kebaikan kecil yang kita lakukan, tanpa harap apa-apa. Aku tidak memiliki amalan-amalan tertentu yang menjadi pegangan. Hanya standar saja.


Seharusnya, untuk mengetuk pintu rahmat Allah aku harus lebih baik dalam segala hal, lebih baik dan lebih baik lagi, lebih rajin ibadahnya, lebih semangat belajarnya, lebih sering menjalin silaturahmi, mengurangi ghibah dan rumpinya, dan segalanya.    

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kelompok Sosial