Selasa, 09 Mei 2017

H-7

Ujianku mundur sehari, sebelumnya tanggal 16 Mei jadi 17 Mei 2017. Tak apa. Tak ada hal yang kurisaukan. Harus tetap tenang karena yakin Allah selalu menyertai setiap langkah dan. Malaikat akan mencatat tiap kepanikan, kerisauan ataupun ketenangan ketika menghadapi ujian. Maka, aku pilih tenang.

Saat pak admin prodi mengatakan tanggal 16 kampus harus disterilkan untuk ujian SBMPTN, dan aku tidak bisa ujian pada tanggal itu. it’s okey. Walaupun, aku meloby dan tanya mengapa, dan konsekuensinya aku harus meminta jadwal dosen.

Pak Nurhadi yang sudah tanda tangan semua undangan ujianku, malah tidak mengecek dan ketika kutanya beliau baru sadar pas tanggal 16 tidak bisa dipakai ujian. Ya sudah, reschedule pelaksanaan ujian.

Reschedule ujian, yang kuperhatikan jadwal bu Atik, beliau yang sering tugas keluar kota. Beliau mengucap satu tanggal, 17. Okey, mengecek jadwal dosen lain, semua sekiranya bisa kalau jam 10 pagi. Kukonfirmasi satu-satu, Alhamdulillah bisa semua.

Aku merasa tiap langkahku begitu dimudahkan. Ada teman yang sama-sama mengurus pendaftaran ujian, sampai tulisan ini ditulis, belum mendapat tanggal. Komposisi dosen penguji yang berbeda, juga mengakibatkan konsekuensi yang berbeda pula. Semoga Allah segera memberi ia solusi atas masalah yang dihadapinya.

Aku selalu merasa bersyukur dengan segala kemudahan dan jalan hidup yang Allah pilihkan untukku. Sabar dan syukur, itu kunci untuk mendapatkan ketenangan hati. Jika hati sudah kemrungsung, semua urusan akan ribet dan berantakan. Sebisa mungkin berkas ujian sudah disiapkan mulai dari sekarang, jangan suka baru ribet ketika sudah mendekati deadline.


Siapkan satu-persatu, belajar secara bertahap, semoga hasilnya menggembirakan. Bismillah mengumpulkan naskah dan undangan ujian ke dosen penguji di H-7 ujian. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kelompok Sosial