Sabtu, 03 Juni 2017

Ayo Rihlah

Pada bulan Ramadhan umat Islam berlomba-lomba untuk meningkatkan ibadahnya. Bagi kalangan santri yang masih di pondok pesantren, mereka akan semakin giat di pondoknya. Bagi masyarakat awam juga ada kesempatan untuk nyantri kilat di berbagai pondok pesantren yang membuka program ini. Kemarin aku merencanakan ikut pesantren kilat, tapi belum ada kesempatan, masih banyak tanggungan skripsian. Ya Allah semoga tahun depan di beri kemudahan ikut pesantren Ramadhan.

Beberapa hari lalu, saya sempat membaca berita seorang santri di Kediri yang bersepeda demi ngaji tholabul ilmi ke Pesantren Gus Mus di Rembang. Hal ini sangatlah menginspirasi, apalagi sekarang bulan Puasa, ia tetap setia mengayuh pedal walaupun panas matahari sangat terik memanggang bumi. Aku pernah melakukan perjalanan bersepeda pada bulan puasa juga, dan rasanya sangat berat.

Dan kala itu nyatanya aku kuat hingga adzan magrib berkumandang. Jadi selama ada niat yang tulus ikhlas tanpa pamrih, semua hal berat akan terasa ringan. Saya percaya, mas santri yang bersepeda itu tak mengasihi diri sendiri, ia berusaha keras mengayuh pedal hingga Rembang. Aku yakin jauh di lubuk hatinya ada kebanggaan karena bisa mengalahkan ego, sabar mengatasi tiap halangan rintangan di jalan, hingga bisa sampai tujuan.

Terkadang, orang merasa takut untuk bepergian. Takut karena tidak ada kenalan, takut mengalami hal buruk di jalan atau takut sengsara. Padahal, dengan berpetualang dan bepergian, kita akan bertambah pengalaman dan ilmu pengetahuan.

Kenalan, memang kita tidak punya saat ini. Tapi yakinlah, banyak orang baik di sekitar kita, yang akan menjadi penolong kita jika kita sumeh, sopan dan tetap menjaga prinsip.
Takut mengalami hal buruk? Harusnya bisa diantisipasi. Jika kita nalar, jalan kaki saja kita beresiko tersandung bila tidak hati-hati. Maka sebelum merencanakan suatu perjalanan, lakukan manajemen resiko. Jika naik kendaraan pribadi (motor atau mobil) cek semua surat-surat dan kondisi kendaraan, untuk bawaan diatur sedemikian rupa supaya tidak terlalu menghalangi gerak langkah, dan untuk uang saku, bisa disimpan di beberapa tempat yang berbeda. Antisipasi bisa dipikirkan sejak jauh hari, jadi tak perlu takut dengan resiko.


Kalau takut sengsara? Ini yang susah. Normalnya manusia menyukai keadaan yang tenang dan jauh dari resiko. Daripada berpeluh di jalanan, kan lebih enak nyaman di rumah, di depan tv, di depan kipas, sedia bantal buat sandaran. Hehehe. Namun, percayalah ketika kita mencoba hal-hal baru, kita akan kaya pengalaman. Jika berbicara dengan teman pun akan lain. Kita bisa punya kepercayaan diri karena mengetahui secara real life perjalanan yang kita lakukan. Tidak hanya katanya-katanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kelompok Sosial