Jumat, 05 Mei 2017

Blogwalking ke agusmulyadi.net.id

Hehehe, sepertinya aku kecanduan ngeblog. Setidaknya sehari satu tulisan meskipun cuma curhatan. Meskipun aku tidak berharap ada orang yang baca. Ya kali tulisannya terlalu pribadi, malu rasanya kalau ada yang kenal dan baca curhatan yang menye-menye.

Akhir-akhir ini aku sering menengok blog pribadi Agus Mulyadi. Sumpah, lucu, kocak dan lain daripada yang lain. How to say? pie leh ngomong? rasanya orisinil, menyangkut kehidupan kita sehari-hari, sederhana dan tidak dibuat-buat. Dia berkisah tanpa tercerabut dari kenyataannya. Kita sebagai pembaca bisa seperti merasakan situasi dimana ia bercerita.


Agus mempraktekkan apa yang Pak Nurhadi katakan, dengan memakai bahasa ibu akan membuat kita menuturkan dengan lebih mudah dan pembaca bisa mendapatkan interpretasi yang lebih baik. Jika sudah menggunakan bahasa lain, maka perkataan kita sudah kehilangan esensi dan orisinalitasnya. Ini dipahami benar oleh Agus, sehingga ia menggado-gado cerita dalam blog pribadinya dalam bahasa Indonesia dan Jawa logat magelangan. jan iki uapiiik dab

Dulu, Agus sering sekali memarodikan status jomblo yang disandangnya, optimistis mirip Nicholas Saputra dan menunggu Cinta datang kepadanya. Hal ini lucu, dibanding dengan meme-meme yang banyak bertebaran. Banyak orang komitmen tidak pacaran, eh nyatanya juga galau-galauan atau sayang-sayangan dengan TTM an. Jargon dan menjadi judul bukunya Jomblo tapi hafal Pancasila.

Kalau sekarang ia nyata-nyata dekat dengan Mbak Kalis. Mbak Kalis ini aku kenal, pinjam bukunya belum sempat mengembalikan. Aku merasa mereka adalah pasangan yang cocok.

Blog Agus semoga bisa menjadi role modelku dalam menulis blog. Mencuplik hal-hal manis dan membingkainya dengan indah dalam tenunan kata-kata.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kelompok Sosial