Minggu, 07 Mei 2017

Si Jeruk Baby

Suatu hari aku diberi buah berwarna hijau tua berbentuk bulat. Si pemberi meletakkan begitu saja di kamarku. Ia hanya mengatakan dari kejauhan kalau yang menaruh buah itu adalah dia, dan memberikannya kepadaku.


            Buah bulat berwarna hijau itu kutimang-timang. Aku menduga si buah adalah jambu, tapi warna hijaunya terlalu tua untuk ukuran jambu. Lalu kukira ia adalah buah alpukat, tapi alpukat kok kurang lonjong, si buah hampir bulat sempurna.

            Ada teman yang menghampiri, ia mengatakan itu buah jeruk. Aku ngeyel, “buah jeruk kok koyok ngene, jangan-jangan jeruk jadi-jadian”. Si teman mengatakan itu adalah jeruk baby. Nama varian jeruk.

            Ibu si kawan baru saja pulang dari liburan di perkebunan daerah Tawangmangu. Buah ini adalah salah satu oleh-olehnya.

            Oh oke, aku bersepakat bahwa buah itu adalah jeruk. Lalu ingin kukupas dan kumakan. Sore-sore dengan keadaan fisik yang habis  begadang dua hari sampai jam 3 pagi, aku sangat bersemangat merasakan segarnya si jeruk. Aku berusaha mengupasnya dengan tangan.

            “eh kok ongel”, kataku. Si kawan langsung menyarankan untuk mengambil pisau, harusnya diiris, bukan dikupas. Aku mengiyakan, meski dalam hati nggerundel. “makan jeruk kok diiris, jangan-jangan aku dikasih jeruk pecel. Tapi kalau jeruk pecel kok gede”.
          
          Ambil pisau, dibelahlah si jeruk, dan lhadala. Isinya kuning keemasan, dengan serabut putih di dalam. “lha ini cara makannya gimana?” tanyaku kemudian. “dihisap”, kata si kawan. Dalam hati nggundel, makan jeruk kok aneh gini.

       
     Kuambil satu iris dan kuhisap air jeruknya. Ternyata memang manis dan menyegarkan. Ini pengalaman pertamaku makan buah jeruk baby. Simpulannya jangan mudah menjustifikasi sesuatu yang kita tidak tahu. Proses mencoba itu penting untuk pengalaman asal kita bisa selektif, tidak asal mencoba. Pertama lihat kubilang jeruk jadi-jadian, gerundelan karena mau makan jeruk buah kok diiris dan keanehan cara memakan si buah, semua prasangka itu hilang ketika si jeruk sudah masuk ke mulut dan lidah merasakan sensasi segarnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kelompok Sosial